Ya, cerita panjang yang telah dilalui, namun hanya seperti sebait puisi.
Hari ini aku ditemani hujan yang deras, seperti derasnya air mataku saat menorehkan tulisan tak berguna ini.
Aku hanya suka membuatnya, tapi aku tahu pasti dia tak akan pernah membacanya.
Tak ada hari istimewa ‘itu’, tak ada… Dulu aku mungkin berkata ‘setiap hari’.
Aku tidak mengetahui dan dalam sanubari bertanya: “Apakah setiap kehadiran sosok yang baru memberikan sukacita?”
Hampir seperempat abad keberadaanku kini, dia tak kunjung pernah kutemui, sosok yang kunanti..
Lepas jangkar, pergi ke laut dan tak tahu bila ‘kan berlabuh kembali..
Hanya kenangan di awang-awang yang kumiliki.
3D menjadi saksi: Dia, dia dan diya.
Tidakkah dia mendengar jeritan hati ini? Aku begitu lelah dalam penantian ini.
Dahulu aku ingin agar tak seorangpun tahu, namun kini aku pun masih menginginkan seperti itu.
Aku tak akan tahu sampai kapan usiaku hingga bisa bertemu.
Mungkin bukan hanya satu yang sepertiku, tetapi aku tetaplah aku.
Selesai di sini...
(Aku pun kembali tersenyum) :)
PS: Terima kasih buat semua doa teman/rekan/kakak/adik/ibu/bapak. Tuhan kiranya senantiasa menyertai kehidupan kita. He loves me, you and us :)