Puisi Esai Oleh:
Leni Marlina*
Di tengah gemuruh sungai Digul yang mengalir,
Boven Digoel, penjara alam yang sunyi terbentang,
Siangnya dihujani sinar raja siang atau diguyur hujan alami,
Malamnya diselimuti rimba belantara berisikan hewan buas dan berbisa,
Mengendapkan rahasia gelap di balik rimbunnya pepohonan.
Boven Digoel bukan hanya sekedar penjara alam,
Tapi penjara jiwa yang terkekang,
Di Tanah Merah itu, takdir diwarnai tangan kolonial yang beringas,
Sementara di Tanah Tinggi, kebebasan anak negeri terlupakan dalam pelukan kelam.
Di Boven Digoel, golongan naturalis dan Werkwillig terbagi,
Terbelah oleh jurang lebar, simbol perpecahan dan penderitaan,