"Presiden SBY bicara berdasarkan emosi, okelah kalau katanya fitnah, jangan berlebihan dong, kalau enggak benar santai saja, apalagi katanya sistem sudah terbangun, kalau mau bertemu tentu harus lewat serangkaian izin juga sekneg dan lainnya, respond biasa saja, kan tinggal dibantah saja," katanya kepada Okezone, Jumat (11/10/2013).
Cecep menambahkan, sikap tersebut tidak menunjukan kenegarawanan seorang presiden. Selain itu, kata Cecep, pihak hakim dan jaksa juga seharusnya tak hanya sekedar mempercayai pernyataan LHI, tetapi juga harus berdasarkan fakta - fakta bukti kuat. "Baiklah kalau LHI bicara begitu, terus cecar saja disertai bukti - bukti lain, dan SBY tak perlu reaktif, kan punya jubir juga, cukuplah jubir yang menjawab, ini kan hanya sekedar tanya - tanya lalu baca di media, langsung reaktif pakai sebut bohong seribu persen dua ribu persen, reaktif sekali," tukasnya.
Seharusnya, kata Cecep, aparat penegak hukum baik jaksa, pengadilan, hingga KPK mengejar dan melacak sosok Bunda Putri jika benar ada. Sehingga, kata dia, terbuka lebar bahwa apakah sosok Bunda Putri memang ada dan dekat dengan istana atau memang hanya bola api yang dilempar LHI.
"KPK, penegak hukum coba itu lacak siapa Bunda Putri, sampai Sengmen juga, yang namanya orang punya power kekuasaan kan bisa saja banyak orang mengaku dekat dengan SBY, barangkali memang sosoknya ada tetapi bukan orang dekat SBY, nah ini kan yang harus dicari tahu," paparnya. (ugo/okezone)