Pagi tadi seorang mantan siswa mengirim pesan wasap di hape saya, ‘Ibu tau nggak? Aku sekarang jadi ketua redaksi majalah jurusan di kampus. Terimakasih, bu, ini semua berkat ibu.’ Membaca pesannya diam-diam pelupuk mata saya mulai basah. Siswa ini dulunya adalah salah satu anggota tim ekstrakurikuler pembuatan majalah sekolah yang saya bina. Saat sedang asik bercakap mempertanyakan kesediannya untuk membagikan pengalaman selama mengelola majalah sekolah pada tim anggota baru tahun ini, saya jadi teringat sebuah email yang masuk beberapa minggu lalu dari sebuah negara bagian di Amerika. Dua orang mantan siswa kami yang sedang melanjutkan studinya di sana berkata, ‘Ibu, kita diterima magang di satu penerbitan majalah lokal. Seneng banget. Ini semua berkat kesempatan bergabung dengan tim majalah sekolah. Kita dianggap punya nilai lebih karena pernah terlibat pembuatan majalah. Terimakasih dulu merekrut kita ya, bu.’ Dan bla blaaa celotehnya panjang menggambarkan rasa antusias mengenai tugas barunya itu. Teringat kata-kata ke-dua pesan yang kurang lebih sama lagi-lagi membuat saya menitikkan airmata. Betapa kadang hidup mengijinkan kita untuk mengetahui bahwa apa yang sudah kita lakukan tidaklah sia-sia.