Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Celoteh Malam

6 Oktober 2012   15:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:10 120 0
Ditepian bingkai gelap malam bubuhan sinar bintang,

acak kali tak terangkai pada gugusan yang tampak berhubungan.

Asterisma yang hanya kebetulan saja tampak berdekatan,

di langit yang tampak dari bumi dan biasanya terpisah sangat jauh.

Atau memang hanya sebuah dimensi?

pada hemisfer utara yang  condong menjauhi matahari.

Aaahhh...ini malam!!!

Bagaimana bila awan antar bintang yang melingkupi gugus,terganggu dan berubah sangat cepat dalam skala waktu,

yang lebih singkat daripada skala dinamika gugus di dalamnya?

Apakah  respon dinamik gugus bergantung pada efisiensi pembentukan bintang?

Aaaahhh....ini hujan!!!

Hanya butir air yang cukup berat untuk jatuh dan biasanya tiba di daratan,teringat aliran di atas lembah meningkat,

di sisi atas permukaan pada ketinggian,

yang memaksa udara lembap mengembun,

dan jatuh sebagai hujan di sepanjang sisi pegunungan.

Bila saatnya kan tiba,

Malam ini begitu sunyi barangkali takkan sesunyi ini,

Yang terdengar hanya suara jangkrik dari kejauhan.

Udara malam begitu dingin menusuk tulang,

Dan seperti malam-malam sebelumnya…

Aku masih saja sendiri…

Sembari bertanya-tanya…

Apakah tanya musti dijawab oleh waktu yang melekangkan,

malam, hujan, bersama gugusan awan pada butir air...
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun