Awan hitam menaungi dunia kedokteran Indonesia di penghujung tahun 2015 ini. Kematian 2 orang dokter internsip dalam pengabdiannya di daerah terpencil di Dobo, Kepulauan Aru, Maluku  masih menyisakan duka mendalam bagi sejawat dokter lainnya. Program intership yang sejatinya digadang-gadang menjadi terobosan untuk meningkatkan kualitas dan kemahiran para dokter baru ternyata di sisi lain memunculkan ancaman berupa kematian. Kondisi geografis dan terbatasnya transportasi di daerah terpencil dijadikan kambing hitam sebagai penyebab lambatnya penanganan terhadap kedua dokter tersebut. Peristiwa tersebut tentunya membuat masyarakat miris. Bagaimana tidak? Cita-cita luhur untuk mengurangi kesenjangan pelayanan kesehatan melalui pengabdian di daerah terpencil harus dibayar mahal dengan hilangnya nyawa. Meskipun dari sisi agama kematian adalah takdir Yang Maha Kuasa, tetapi isu mengenai internsip ini perlu mendapatkan perhatian dan kajian di level pembuat kebijakan agar kejadian memilukan tersebut tidak terulang kembali.
KEMBALI KE ARTIKEL