Mohon tunggu...
KOMENTAR
Dongeng

Pohon Kurma dan Camel, si Unta Kecil

7 Maret 2012   08:05 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:24 240 0
Angin padang pasir berhembus perlahan di sebuah mata air. Benar-benar mendatangkan rasa kantuk pada seekor unta kecil yang bernama Camel. Ia pun berjalan ke arah sebuah pohon kurma. Camel terperanjat, ia mendengar suara....

" Hai, unta kecil yang cantik. Kamu tidak bermain dengan teman-temanmu ?"

"Oh ! kamu siapa ?" Camel melihat ke sekelilingnya.

" Aku pohon kurma di dekatmu ini ?"

" Saya kira siapa. Teman-temanku di sebelah sana bersama ibu dan ayah mereka. Ayah Ibuku memperbolehkan aku bermain disini. Nanti teman-teman juga akan datang kesini. Apakah saya boleh tiduran disini sambil menunggu teman-temanku?" Kata Camel.

" Boleh saja, Camel yang cantik. Sebelum tidur maukah kamu mendengarkan cerita dariku ?"

" Mau sekali. Tentang apa ?"

" Tentang  padang pasir tempat kita tinggal ini tapi pada zaman dahulu...Cerita ini aku dengar dari Ibuku dan Ibuku mendengarnya dari nenek dan seterusnya. Maukah kau mendengarnya, Camel..?" Suara pohon kurma itu lembut sekali.

"Baiklah, saya sambil memejamkan mata, ya..?"

"Boleh. Begini ceritanya...dengarkan baik-baik. padang pasir ini dahuluuuu kala ditinggali oleh orang-orang yang gemar sekali berperang. Mereka berperilaku buruk. Jika ayahnya meninggal saat berperang maka anak laki-laki boleh menikahi ibunya. lalu karena mereka gemar berperang, maka mereka tidak suka kalau mempunyai anak perempuan. Anak perempuan atau bayi perempuan kadang mereka kubur hidup-hidup..."

" Aku tidak suka peperangan. Aku juga tidak suka bermusuhan dengan teman-temanku."

" Kamu memang anak unta yang manis dan cinta damai, Camel.."

"Oh ya, kalau anak perempuannya dibunuh apakah ibunya tidak sedih ?"

"Tentu sedih sekali...."

Ketika sedang asyik mendengarkan cerita. datanglah teman-teman Camel.

" Hai, Camel. Kamu disini ternyata. Tadi aku cari di mata air pantas saja  tidak ada.."

"Ssssttt....teman-teman, sini ! Aku sedang mendengarkan cerita dari pohon kurma ini tentang orang-orang padang pasir yang gemar berperang." Teman-teman Camel pun ikut duduk di dekat pohon kurma itu.

"Pohon kurma. Kami boleh ikut disini, kan?"

"Tentu saja. Mau dilanjutkan ceritanya..?"

" Yaaa....." Jawab mereka hampir bersamaan.

"Nah, Tuhan Allah yang menciptakan kita juga tidak menyukai peperangan dan perilaku buruk. Maka kemudian pada tanggal 12 Rabiul Awwal tahun 571 masehi atau tahun gajah lahirlah manusia yang sangat istimewa. Ia diberi nama Muhammad. Pada umur 40 tahun Ia diangkat oleh Allah menjadi seorang Rasul. ia mengajarkan manusia untuk menghormati perempuan. Anak-anak perempuan tidak lagi dibunuh. Bahkan Muhammad sendiri sayang sekali pada puterinya yang bernama Fatimah. Jika sang ayah meninggal, anak laki-laki tidak boleh menikahi ibunya. Ibu adalah tetap ibu. Beliau wajib kita hormati. Muhammad bahkan mengatakan bahwa surga ada di bawah telapak kaki ibu."

" Muhammad itu mulia sekali. ya ?" Iya kan, Camel ?Muhammad itu........Yach ! Camel tertidur..." Kata teman-teman Camel.

" He he he.... Camel dari tadi katanya memang sudah mengantuk. Sudahlah, kalian boleh bermain-main dulu sambil menunggu Camel bangun.." kata Pohon Kurma.

Akhirnya teman-teman Camel bermain di dekat mata air itu sambil menunggu Camel terbangun. Mereka mengucapkan terima kasih kepada pohon kurma yang telah menceritakan tentang kemuliaan perempuan dan keagungan Muhammad.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun