Sahabat ada saat kita berada dalam keterpurukan dan kesedihan, mungkin itu yang mendasari kedatangan Orm ke rumahku pada hari kedua aku menjalani proses pemulihan. Orm, kekasih pemain sepak bola nomor satu Desa Teffs ini terlihat masih seperti dulu, kaya dengan senyum khasnya yang membuatnya seperti tengah mengunyah gula-gula karena pipinya yang chubby.
“ Sudah sehat, Ann?” Sebenarnya tidak sejelek ini, hanya Orm datang saat aku sedang berbaringdi kamar.
“ Orm, aku sudah sehat. Ingin tiduran saja.” Spontan tangan Orm memegang bahuku ketika aku berusaha untuk mengambil posisi duduk.
“ Annemarie, aku hanya heran ternyata kamu bisa sakit juga..” Orm tersenyum.
“ Semua bisa sakit, kan ?” Tanyaku sambil tersenyum ramah ke arah Orm.
“ Iya, kamu…..Sheearly…”Mata Orm menerawang.
“ Sheearly…?” Orm mengangguk.
“ Aku tidak habis pikir, mengapa kita bertahun-tahun selalu bersama. Ke sekolah, hutan pinus, pantai, air terjun…Kita tidak mengetahui ada cinta diantara Sheearly dan Cavee. “ Air mata mengembang di mata Orm.
“ Sheearly, Cavee…Mereka sepasang kekasih.” Nada suaraku lebih sebagai sebuah pertanyaan.
“ Ya, dan Sheearly sekarang terbaring di klinik desa.”
‘ Orm, kita akan kesana. ” Selimut aku buka namun kembali tangan Orm memegang bahuku.
“ Ann, kamu tahu siapa Sheearly Oregon kan? Ia tidak mau menjadi tontonan dan ia tidak mau dikasihani.” Kata Orm.
“ Ya….” Jawabku pelan. Sheearly Oregon memang memiliki prinsip yang kuat. Dari desanya yang berada di pinggiran hutan pinus ia berjalan bersama Cavee Albiroony ke Desa Teffs untuk mendaftar sekolah tanpa memberi tahu orang tuanya. Kalau bilang pasti tidak boleh, katanya. Ia mendaftar sekolah dengan uang hasil membantu di ladang. Semangat belajar yang luar biasa sehingga kami bertemu di sekolah yang sama dan bersama-sama mengikuti6 tahun terakhir masa sekolah kami. Di kelas Sheearly Oregon selalu masuk 10 besar siswa berprestasi.
‘ emmm, koq bisa ?” Tanpa sadar aku menggumam. Rupanya itu tidak luput dari perhatian Orm.
“ Apanya, Ann ?” Mata Orm menyipit.
“ Dari postur, Cavee lebih cocok dengan kamu Orm, mungil. Sementara Sheearly kan seperti aku, giant.”
“ Giant tidak apa-apa, Ann. Asal kamu jangan kolosal saja, hihiihiii….” Ah, pipi Orm bertambah chubby seperti mengunyah 5 gula-gula sekaligus.
“ Itulah cinta, Ann…” Lanjut Orm.
“ Ya, ya…namun katanya batuk dan cinta tidak bisa disembunyikan. Ehm, tahan sekali Sheearly dan Cavee menahan batuk ya…”
“ Annemarie, kamu masih seperti dulu.Ngomong-ngomong, kamu mau menengok Sheearly ?” Tanya Orm. Aku mengangguk.
“ Kalau begitu tunjukkan pada keluargamu kalau kamu sudah sehat, Ann. Dua hari lagi aku kesini, kita menengok Sheearly ke klinik desa dengan bersepeda. Bagaimana ?”
“ OK.”
“ Kamu boleh membincengku, Ann.” Orm menawarkan diri dengan tulus.
“ No, thanks. Aku bisa naik sepeda sendiri. Please,kamu jangan minta aku bonceng ya…”Orm tertawa mendengar penolakanku
Tak lama kemudian Orm berpamitan dengan Mom dan Ayah. Sepulang Orm, pikiran tentang Sheearly dan Cavee kembali datang. Koq bisa Cavee dan Sheearly saling mencintai ? Begitu pintarkah akting mereka sehingga tidak ada yang tahu bahwa sebenarnya mereka adalah sepasang kekasih ? Mengapa Sheearly sampai harus masuk klinik desa begitu hubungan mereka diketahui oleh orang lain ? Siapakah orang yang pertama kali mencium ketidakberesan hubungan mereka ? Aduh, mengapa ini tidak aku tanyakan tadi pada Orm. Aku harus ke rumah Orm ! Mom dan Sarah masih berada di dapur saat aku berpamitan.
“ Mau ke rumah Orm. “ Kataku.
“Cerita kalian tentang sakitnya Sheearly Oregon belum selesai ya ?” Tanya Mom. Aku kaget koq Mom bisa tahu gosip anak muda. Mom seakan bisa membaca pikiranku.
“ Hey, jangan bengong begitu. Semua orang di Teffs ini tahu masalah itu.” Mom mengagetkanku.
“ Terus siapa yang pertama kali tahu mereka adalah pasangan kekasih ?” Tanyaku.
“ Kamu tahu Reyhan kakaknya Cavee yang pembalap desa itu, kan ?’ Aku tersenyum sebutan pembalap desa sangat tidak tepat, lebih tepat disebut sebagai tukang ngebut.
“ Ya..”
“ Nah, Reyhan itu melamar Sheearly. Langsung bersama dengan kedua orang tuanya membawa segala macam barang termasuk perhiasan.”
“ Cavee tidak di beri tahu ?” Tanyaku heran.
“ Lha, dia kan kuliah di ibukota sana ?” Jawab Mom.
“Itukan masalah keluarga, seharusnya Cavee diberi tahu dulu.’