Kontrakan tempat mereka tinggal sungguh sederhana, kecil tanpa lemari es yang sudah mereka inginkan. Hanya televisi dan lemari tempat baju yang ada sebagai harta berharga mereka. Di malam hari mereka menggelar selimut di ruang tengah dan berbaring mencoba menenangkan diri dengan menonton televisi. Mereka belum siap untuk tidur. Mereka sudah pernah mencobanya sekali, tapi belum bisa, sehingga sekarang mereka hanya berpelukan dan mengobrol tentang punya anak lagi dan suatu saat nanti punya rumah sendiri. Mereka berpura-pura masalahnya tidak terlalu berat. Mereka saling berhati-hati, untuk tidak membicarakan kesedihan atau perasaan kehilangan segalanya.
KEMBALI KE ARTIKEL