Berbicara masalah pembaharuan pasti erat kaitannya dengan metode. Banyak bermuculan metode atau model pembelajaran seperti active learning, PAKEM dan lainnya, itu semua merupakan pengembangan dari teori-teori terdahulu yang mempunyai tujuan untuk mengembangkan keaktifan siswa belajar dengan kesadarannya sendiri. Mengajar tidak hanya mementingkan aspek kognisi saja tapi juga mencakup afeksi dan psikomotorik siswa. Guru harus memberikan ruang kepada siswanya untuk aktif belajar dan memfasilitasinya agar siswa dapat mengaktualisasikan dirinya dengan belajar, sehingga akan menumbuhkan kreatifitas siswa. ha tersebut akan berdampak pada kemampuannya memecahkan suatu permasalahannya dengan daya kreatifnya. Seorang guru harus bisa memahami gaya belajr setiap siswanya dan menyesuaikan pembelajaran sesuai dengan gaya belajar mereka.
Sudah saatnya guru mengubah gaya pembelajarannya dari yang konvensional menjadi lebih kreatif. Seharusnya sudah bukan zamannya lagi guru memberikan pertanyaan kepada siswa dengan kata kerja seperti "apa", "jelaskan", "sebutkan", hal tersebut sangat tidak efektif karena hanya mengandalkan hafalan siswa bukan pemahamannya terhadap suatu materi. sudah saatnya dalam memberikan pertanyaan guru menggunakan kata kerja seperti "mengapa", "bagaimana", "seperti apa penerapannya", dan "menurut pendapat anda". Pertanyaan dengan kata kerja seperti itu siswa akan terpacu untuk aktif berfikir dan kreatif mencari jawaban sesuai dengan pemahamannya terhadap materi tertentu. Dengan pembelajaran seperti itu tidak hanya mengembangkan otak kirinya tapi juga otak kanannya, yang merupakan pusat berfikir kreaif.