Hal itu diperparah dengan penampilan Timnas kita yang kurang progresif, tidak indah apalagi ciamik pada babak-babak penyishan. Mulai hanya menang 1-0 dengan Kamboja, Timnas kita sepertinya kehilangan roh bermain apalagi roh kemenangan. Sungguh semakin tidak berdaya, ketika Timnas U-23 menjadi bulan-bulanan Thailand yang waktu Sea-Games dua tahun lalu di Jakarta dikalahkan Timnas kita dengan skor 2-1. Suatu kekalahan yang tidak bisa diterima. Bermain melawan Timor Leste, saudara muda itu yang skill kita lebih baik juga tidak memberikan harapan apalagi bermain 0-0. Semakin sulit prediksi Timnas kita bisa lolos ke babak semifinal.
Beruntung ada pertandingan head to head dengan tuan rumah Myanmar serta ketidaktahuan pelatih Timnas Myanmar membuat kita menang 1-0 sudah cukup menghantar Kurnia Mega csĀ maju ke babak semifinal. Timnas kita mulai memberikan permainan yang lebih baik kalau melihat perjalanan mereka di babak-babak penyisihan sebelumnya. Ada banyak perubahan. Pemain yang terlalu 'egois' diistirahatkan sehingga meningkatkan kolektivitas bermain dan tidak saling bergantung pada salah seorang pemain 'hebat'.
Babak semifinal kemarin sore hingga malam, Timnas kita bermain diluar kebiasaan. Operan kaki ke kaki sudah mulai merepotkan pemain lawan yakni musuh kebuyutan kita Malaysia sebagai juara bertahan 2 kali berturut-turut. Memang pertandingan sore-malam tadi penuh gengsi dan penuh 'dendam kesumat' apalagi Malaysia selalu menjadi kuda hitam bagi Timnas Indonesia. Sungguh masih melekat kuat pada final AFF dan final Sea Games dua tahun lalu. Malaysialah yang menghapus impian besar seluruh masyarakat Indonesia dan Timnas kita untuk meraih singgasana sebagai juara pada eventnya masing-masing.
Babak pertama dilewati dengan cukup apik. Penguasaan bola, Timnas kita diatas sang juara bertahan. Apalagi di saat, Bayu Gattra melesakkan bola dengan sangat indah ke dalam gawang Malaysia. Penulis pun melompat gembira sembari meneriakkan cukup keras gooooolllllll. Teriakkan itu sepertinya memanggil para tetangga yang kebetulan anak kos (kuliah) untuk nonton bareng.
Kegembiraan itu semakin lengkap dengan permainan yang lumayan bagus dipertontonkan oleh Kurnia Mega dkk. Memasuki babak kedua, kegembiraan mulai ada rasa was-was. Permainan lumayan bagus pada babak pertama sepertinya mulai hilang dan Malaysia mulai menunjukkan kelasnya sebagai juara bertahan. Mereka pun bermain lebih agresif dan penuh percaya diri.
Permainan Malaysia makin di atas angin ketika pada menit ke-85, mereka mampu membalas. Kedudukan menjadi 1-1 pada babak knock-out (semifinal pertama) itu. Syukurlah punggawa Timnas kita bisa mengatasi gempuran-gempuran Tim Malaysia sehingga kedudukan tidak berubah.
Masuk babak 15 menit pertama dan kedua juga tidak berubah kedudukan sehingga harus melalui babak adu penalti, adu keberuntungan. Malaysia tetap dengan rasa pede-nya apalagi mengingat apabila berhadpan dengan Tim Indonesia, melalaui adu ketenangan itu, mereka selalu meraih kemenangan.
Tendangan pertama hehehe ternyata bisa ditahan Kurnia Mega juga demikian dengan kedua. Pemain Indonesia penendang pertama dan kedua berjalan mulus. Situasi mulai menegangkan ketika dua penendang Malaysia berikutnya berjalan mulus sedangkan penendang kita bola terlalu tinggi. Beruntung penendang keempat kita bisa memasukan bola ke gawang. Penendang terakhir Malaysia juga sukses menjalankan tugasnya dengan baik. Keberuntungan dan penentuan melaju babak final ada pada pundak penendang terakhir Indoensia yakni Johanes Pahabol.
Pemain kidal itu, ancang-ancang dan jeberet, bola meluncur mulus ke gawang Malaysia. Timnas bersorak gembira dan saya serta seluruh masyarakat Indonesia pun mungkin tak ketinggalan.
Kemenangan Timnas U-23 kita atas Malaysia sepertinya terbayar lunas semua apa yang telah dialami oleh masyarakat Indonesia. Kita memang belum juara tetapi saya sebagai pribadi, kemenangan atas Malaysia itu sungguh berarti.
Kita berharap Timnas kita belum jumawa dan tetap fokus pada pertandingan final. Semoga kita juara dan meraih medali emas pada Sea-Games Myanmar kali ini.
Semua curahan hati ini tentu tidak terlepas dari racikan RD. Bukan bermaksud mengkultuskan seseorang namun mungkin pantas RD diberi gelar pahlawan bangsa dari masyarakat sepak bola. hehehe ini hanya sekedar pemikiran pribadi.
Salam sepak bola dari Ende, Flores
Kosmas Lawa Bagho