Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora Pilihan

Proficiat Pak Wapres

9 Desember 2014   14:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:43 216 1
Sesungguhnya tak mau menulis dua artikel pada hari dan tanggal yang sama. Namun tak tahu, entahkah "mood' lagi mengalir sehingga hari ini tanggal 9 Desember 2014, membuat dua tulisan. Akan tetapi yang satu dipost pukul 00.15 dan yang satu ini dipost kurang lebih pukul 06.50 WIB.

Tulisan ini bermaksud memberikan ucapan selamat atau proficiat kepada Wapres kita, Bapak Jusuf Kalla yang dengan tegas tidak menerima tawaran menjadi ketua Wantim Partai Golkar versi Munas Ancol. Baca selengkapnya http://www.merdeka.com/politik/didatangi-agung-laksono-jk-tolak-jadi-ketua-wantim-golkar.html

Secara pribadi, saya menyambut dengan suka cita dan mungkin seluruh rakyat Indonesia agar pemerintah tidak lagi berada dalam partai politik dan mengerahkan seluruh daya, upaya, pikiran dan tenaga bagi seluruh rakyat Indonesia yang tidak lagi 'terkotak-kotak' pada partai politik yang kadang tidak sejalan dengan kehendak dan kebutuhan publik secara keseluruhan. Saya sendiri sempat was-was ketika membaca Munas Ancol Partai Golkar mau menyeret sang wapres ke dalam partai politik sebab sikap saya sama seperti apa yang terjadi dengan pak presiden untuk tidak diseret menjadi ketua partai PDI Perjuangan.

Selain itu, keputusan tegas pak wapres membawa kelanggengan dan keharmonisan antara presiden dengan wakil presiden periode 2014-2019. Mengapa demikian? Bapak Jokowi sang presiden sudah menegaskan sejak awal dan dicontohinya dalam tindakan bahwa yang bersedia bekerja untuk rakyat harus bersedia melepaskan segala 'embel-embel' jabatan lain. Kebijakan ini diambil dengan maksud yang sangat mulia, agar para abdi rakyat itu fokus dan lurus 100% bahkan 1000% untuk menjawab kebutuhan dan kehendak publik secara keseluruhan.

Memang langkah ini, awalnya dirasakan berat dan banyak keberatan. Akan tetapi setelah dijalani ternyata 'happy-happy saja". Kebijakan revolusioner ini mudah-mudahan membawa rakyat dan bangsa Indonesia sesuai yang dicita-citakan bersama dalam 4 pilar kebangsaan; NKRI, Pancasila, UUD 1945 dan Kebhinekaan Tunggal Ika.

Sikap kesatria pak wapres semakin meneguhkan komitmen pemerintahan Jokowi-JK serta semakin menambah kecintaan rakyat terhadap keduanya. Kecintaan itu tidak hanya yang kebetulan pada pilpres 9 Juli lalu memilih keduanya tetapi diam-diam dan terang-benderang yang tidak memilih pun sekarang mulai beralih dukungan lantaran menyaksikan berbagai kebijakan pro rakyat perlahan-lahan mulai dieksekusi secara tegas dan berani. Memang kita belum bisa melihat secara utuh apa yang dilakukan pemerintahan kali ini, namun langkah-langkah sukses perubahan kecil akan membawa kepada perubahan dan kesuksesan yang lebih besar. Orang bijak bilang" 1000 mil perjalanan, diawali oleh langkah pertama."

Duet presiden dan wakil presiden dengan para kabinetnya telah melakukan langkah awal yang baik meski belum 100% hasilnya. Mari kita mendukung pemerintahan ini agar benar-benar merealisasikan apa yang dikatakan serta bisa menjawab aspirasi seluruh bangsa ini. Kita mendukung dengan tetap cerdas dan kritis apabila mereka salah ucap dan apalagi salah langkah. Mendukung tidak berarti menerima apa pun yang dilakukan meski tidak berpihak pada rakyat banyak. Mengeritik tidak seharusnya tidak memberikan dukungan. Dualisme atau paradoksal ini harus kita lakukan secara berimbang, adil dan produktif bagi sang NKRI.

Untuk itu, saya sekali lagi mengucapkan "Proficiat Pak Wapres".

Malang, 9 Desember 2014

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun