Supaya pola pikir masyarakat agak sedikit terbuka dan mulai mempertimbangkan lagi capres pilihannya, ada baiknya sering-sering disuguhi banyolan sederhana. Coba simak deh banyolan dialog antara wartawan dengan Jusuf Kalla, berikut petikannya;
Dialog yang menggelitik antara Wartawan Politik (WP) dan Jusuf Kalla (JK):
WP: Pak JK , yang bapak inginkan itu sebenarnya apa sih, Capres atau Cawapres?
JK : Ha..ha..ha.....sebenarnya sih saya maunya Capres.
WP: Tapi kok, bapak mau dijadikan cawapres Joko,?...hhmm.. bapak kan sudah pernah menjadi Wapres? Apa bapak gak bosan nanti jadi wapres lagi?
Emang apa sih pertimbangannya pak?
JK : Kenapa saya mau jadi cawapres nya Joko? ya....karena berdasarkan pengalaman Joko, menjadi walikota Solo tidak selesai, menjadi Gubernur DKI tidak selesai.
Naah...nanti seandainya dia terpilih menjadi presiden, kemungkinan besar dia pun tidak akan selesai. Karena Joko pengen menjadi presiden FIFA atau Sekjen PBB. Nah kalau sudah begitu....posisi saya naik lah...menjadi Presiden.
Huaaahaa...haha...haha.......
WP: Waaaduuuuh.....^^^___^^^^
Semoga dialog diatas bisa memberikan kontribusi dalam rangka membuka cakrawala berpikir dan menyentil pemikiran sempit diantara para pemilih Capres di Indonesia...hahaha....
Dan semoga masyarakat Indonesia jangan gampang terpedaya oleh pencitraan Joko widodo yang hobbi blusukan dan jadi mendadak terkenal gara-gara hobbi nya itu. Seperti semua orang tahu bahwa Joko dipaksa menjadi CAPRES oleh megawati, karena Megawati sendiri tdk mampu/sudah pernah menjadi presiden dulu dan gagal, kini dia sudah tidak bisa menjadi CAPRES karena elektabilitasnya rendah.....wkwkwk..wkk....