Sore itu saya pergi ke Desa Geger mencari rumah Pak Ratijo, orang Katolik yang tinggal di sana. Rumahnya dijadikan tempat ibadah setiap hari Minggu. Namun karena letaknya memang sangat jauh dari kota, maka perayaan Ekaristi hanya diadakan setiap minggu ke empat. Ada sekitar lima puluh orang umat Katolik gunung Wilis ini. Tempat tinggal mereka menyebar. Tiap hari Minggu, mereka datang berkumpul di rumah Pak Ratijo. Sebagian besar dari mereka harus berjalan kaki berkilo-kilo meter. Perjalanan jauh untuk beribadah kawan. Yang jauh itu pasti melelahkan. Oleh karena itu, setiap hari minggu, Pak Ratijo dan istrinya selain menyediakan rumahnya sebagai tempat ibadah, juga memasak untuk mereka. Seadanya saja, semampu mereka.
Misi saya sore itu adalah mengantarkan bahan makanan ke rumah Pak Ratijo. Beras, telur, minyak, gula, kopi, susu, dan biskuit. Di sana cuma ada satu toko saja. Barang-barang macam ini sangat mewah di sana.
Perjalanan dimulai! Saya, oom War, dan dua sepupu saya yang masih kelas satu SD, Raka dan Bimo, pergi ke sana. Cuacanya hujan sedari pagi. Bahan makanan tidak mungkin dibawa dengan mobil pickup karena nanti basah. Jadi dipakailah mobil sedan. Setelah perjalanan berkelok kelok selama setengah jam, sampailah akhirnya di jalan utama depan jalan kecil menuju rumah Pak Ratijo. Mobil sempat mogok waktu memutar. Jadi perlu maju mundur dengan kekuatan otot di jalan yang menanjak.