Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Hubungan Aneh yang Manis Itu

5 April 2010   03:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:59 236 0
[sedang hujan gerimis, ada kopi dan rokok, tanpa teh manis hangat,tapi ada kecap kok]

"gw suka sama lo"
"lo tahu kan kalo gw udah punya (menyebut sebuah nama).."
"gw tetap suka sama lo. karena gw memang suka sama lo yang punya pacar."
"terus ngapain lo bilang2 ke gw. toh ga bakal ada apa2."
"dengerin.gw punya masalah ama lo.masalahnya gw suka sama lo.soal lo suka ama gw ato enggak, itu bukan urusan gw.."
"ok."
"ok juga."

[hening. hening. hening..]

"gw tetep penasaran kenapa lo bilang itu ke gw."
"kenapa? apa yang salah?"
"hmm, gw memang seneng berada di deket lo. mungkin itu bikin sikap gw jadi lebih gimana ke elo. tapi lo jangan salah sangka, gw ga ada maksud apa-apa."
"lah,, kan tadi gw bilang , itu bukan urusan gw."

[hening.hening.hening..]

"kok lo ga seneng sih? gw kan ternyata juga senang kalo bareng sama lo."
"hehe.. ya gimana,, lo ga usah seneng ama gw, gw juga uda seneng kok. ngobrol ama lo gw seneng. ketemu ama lo gw seneng. ngegaring bareng gw seneng. ngeliat lo pacaran aja gw seneng."
"lo itu... munafik. masak sih ga mau lebih, cuma bisa suka doang."
"mungkin gw munafik. ga ada masalah dengan itu."
"uda berapa orang lo giniin?"
"diginiin?"
"iya, lo giniin. lo bikin gantung."
"apanya yang gantung? gw cuma bilang gw suka."
"uda berapa lama lo suka gw"
"hahaha,, emangnya kantor ada waktu buka ama tutup."

[hening..hening..garing..]

"gw sayang banget sama (menyebut sebuah nama)!"
"gw tahu."
"gw ga bisa mutusin dia dan membuka pintu buat lo."
"emang kantor, ada pintunya..."
"gih sana ke kantor, belum tutup nih, belum jam 4.."
"ayok.. hahahahaha"
" hahahahahaha"
" goblok..."
"gw serius."
"gw (menyebut nama diri)"
"dasar garing!! capek de."

[beberapa orang datang. suasana jadi ramai, pembicaraan terputus dan tidak pernah berlanjut sampai beberapa bulan ke depan]

"gw lagi berantem sama (menyebut sebuah nama)"
"katanya sayang, kok berantem. payah."
"lo kan ga puya pacar,, kalo gw ceritain paling lo juga nyela2 gw, lo mana ngerti.."
[diam sesaat]
"duh.. jadi sedih nih."
"gara2 gw berantem sama pacar gw ya. ga usah kok. gw hargai empati lo. hehehe"
".. gw berharap lo putus, dan itu jahat. makanya gw sedih. padahal kan gw (menyebut nama diri)"
-pletak (gelas akua dilempar)-
"gw pikir serius, sialan lo.."
"serius sedihnya"

[hening lagi. lama sekali.]

[kehidupan berjalan seperti biasa, kerap bertemu, tapi ya sudah itu saja,, bulan berlalu, sebulan, dua bulan, empat bulan, sampai akhirnya ada momen buat ngobrol berdua]

"capek ya?"
"ngantuk gw. lo ga balik?"
"ga, tidur sini, besok subuh kan musti kerja lagi, lo ga balik?"
"bentar lagi"
"btw, gmana lo ama (menyebut sebuah nama). gw dpt shift bareng dia melulu nih. anaknya menyenangkan. Dan.. dia sayang banget ama lo"
"jangan bilang lo belum tahu."
"eh?"
"(menyebut nama lawan bicara)! selama ini kita ngapa2in bareng-bareng dan lo ga tahu. ampun de.."
"gw bener2 ga tahu"
"gw udah ga sama dia lagi. uda 2 bulanan ini.."
"wow,, gw sampe2 ga tahu, mejik bgt. pantesan kalo ngomongin lo mukan jadi mellow gitu. goblok banget gw!"
"bukannya mustinya lo up to date soal gw?? hohohoho"
"sejak kapan lo narsis begini,,"

[ tiba-tiba menjadi hening. hangat rasanya]

"ini pertanyaan aneh, tapi,, lo masih suka ama gw? hehehe..."
"enggak, gw (menyebut nama diri)"
"buset... uda jaman kapan sekarang,,, masih ngetren ya begituan??"

[memang benar2 garing]

"ya, menurut lo sendiri gimana? gw masih suka ama lo?"
"menurut gw, lo itu (menyebut nama lawan bicara)"
"hahahahahahaha.. ngikut2"
"hahahahahahaha.."
"ngomong2, siapa yang mutusin? tak pa2 kan nanya2?"
"ga usah dibahaslah,,, itu sudah basi"
".... karena?"
"ye,, ngotot.."
"iya, jadi kenapa putus"
"cerita ga ya.. cerita ga ya..."
"yasuw,, kalo ga mau"
"gw pikir, apa yang ada antara gw dan dia semakin absurd. gw menikmati kegiatan gw, dan dia ga bisa ngerti kenapa gw lebih memilih menghabiskan waktu buat ini itu daripada buat dia."
"geblek,, malah cerita,, hahaha...lagian gw ga ngerti juga soal begituan, gw kan ga punya pacar,,,"

-pluk, pulpen dilemar-

"ni orang, mau dengerin apa enggak??"
"ampun.. lanjut,,"
"masalahnya bukan cumaa itu. gw juga berpikir, mungkin karena .. hmmm,,, karena obrolan waktu itu ama lo."
"bagian mananya?"
"ga tahu, mungkin bagian lo-nya dan bagian perasaan gwnya"

-pletak (botol dilempar)-

-plak (sepatu balas dilempar)-

[diam lama banget..]

"lo kok bodoh gitu sih"
" gw (menyebut nama diri)"
"hahahahahaha"
"hahahahahahaha.."

[hening.hening.hening..]

"trus sekarang lo mau ngapain?'
" merenung, menata hidup gw lagi. gw butuh di upgrade"
"hahahaha, secara lo dari dulu pentium 1/4... ya iyalah musti di upgrade,,,"
"cela aja terus,,,"
"tapi lo masih SAYANG sama dia ga?"
"gw tahu dia berhak akan sesuatu yang lebih baik."
" hiyah... alasan buat putus yang penuh kepalsuan, bilang aja pingin yang baru. ckckckck.."
"berisik."

[bintang bintang semakin terang, tumben ga hujan]

"gw udah puas dengan hubungan kita yang kayak sekarang kok"
"heh, jangan gr lo.. siapa bilang gw putus semata2 buat macarin lo?"
"ye.. lo juga yang jangan gr,, siapa juga yang ngiyain kalo lo mau macarin gw,,,"
"loh,, kan lo dulu suka ama gw, mustinya iya dong."
"lah, lo bukannya juga seneng sama gw."
"hahahahaha..."
"hahahahaha..."

[hening.hening. semakin garing]

"lo mau nunggu gw?"
"hahaha.. gw baru tahu kalo lo itu tukang pos, harus ditunggu"
"emang tukang pos musti ditunggu?"
"hahahahahaha"
"hahahahahaha"

[hening.hening.hening..]

"masih panjang,, ya gw emang suka ama lo. ga tahu sampai kapan. orang datang dan pergi dalam kehidupan gw dan juga lo. mungkin suatu ketika lo akan nemuin the one buat lo... tapi gw rasa untuk soal kita itu engga sekarang."
"...."
"gw yakin lo sayang sama (menyebut sebuah nama), bentar lagijuga balik.."
"sebenernya gw ga bisa ngerti. gw nunggu momen ini, buat ngomongin hal ini ama lo sejak gw putus. tau ga? ketika lo datang dan tiba2 bilang lo suka ama gw, itu ngengganggu gw banget. gw udah ngerasa kayak selingkuh! begitu gw akhirnya memilih, lo malah ga ngasih respon apa-apa ke gw. lo itu,, aneh banget. gw juga ga bermaksud jadiin lo pacar gw, cuma kata2 lo barusan itu bikin gw merasa gw sudah melakukan kesalahan besar sama (menyebut sebuah nama).”
“lo maunya gimana?”
“ ini semua bukan karena akhir-akhir ini lo kerja ama dia kan..?"
" ya, kita liat aja nanti de. gw juga ga ngerti.”
“ terlalu cepet ya?”
“mustinya kayak lagunya john legend aja. We should take it slow. We’re just ordinary people. We don’t know which way to go. Cause we’re ordinary people, baby we should take it slow.."
"baby we should take it slow…..”
"hahahaha.. uda lama ga nyanyi bareng"
"hoahem.. iya.. kurang gitar.."
"ya, mungkin kita bakal bareng, mungkin enggak, ga masalah kok. hal ini ga seserius dan seberat yang lo kira. lo kan tahu gw ga nunggu apa-apa dari lo, gw ga minta apa-apa dari lo. I enjoy myself for being your admirer. I'm a weirdo. gw ga yakin lo bakal lebih enjoy ama gw kalo akhirnya ada apa-apa. I’m not your type, I guess. Menurut lo gimana?"
".."
"yah, ni anak, tidur lagi. katanya mau balik?"
"gw ga kuat. ngantuk. sekalian nemenin lo deh."

[percakapan berhenti. malam itu mereka tidur berdekatan, di antara yang lain yang juga pada kecapekan, di atas lantai dingin, dengan bantal tas masing-masing. Besoknya, salah satu sudah pergi duluan. Dan karena kesibukan masing-masing, jarang bertemu].

"hoi, ke mana aja?? ga pernah keliatan?"
"kerja!"
"halah.."
"sorry ya soal yang waktu itu."
"ga pa2"
"gimana lo ama (menyebut sebuah nama)?"
"baik kok. ya standard orang pacaran de."
"baguslah. masih seneng deket-deket gw tapi?"
"lah, elo, masih suka ga ama gw?"
"hahaha,, ga gw sangka gw bakal ngomongin soal beginian sama lo."
"dia juga tahu soal elo kok, gw ceritain semua."
"dia cemburu ga?"
"jelas enggak, lo sama dia ga bisa dibandingin, dia tahu itu. buang-buang waktu cemburu ama orang aneh kayak lo"
"jadi?"
"kita tetep temenan kan?"
"ya enggak. gw (menyebut nama diri) dan lo (menyebut nama lawan bicara). bukan temenan"
"hahahaha....."
"hahahahaha....."
(Hatiku selembar daun, melayang jatuh di rumput. Nanti dulu, ada yang masih ingin kupandang yang selama ini senantiasa luput. Sesaat adalah abadi, sebelum kau sapu tamanmu setiap hari. Sapardi)

Somewhere, April 2007

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun