Ketika saya masih kecil, jarak antara saya dan teman-teman saya yang Muslim nyaris tidak ada. Bahkan asal saya yg doble minority tidak pernah dipermasalahkan. Jarak itu mulai terasa ketika saya masuk Universitas dan mendapati ada imbauan, larangan atau apapun namanya utk mengucapkan selamat hari raya kepada orang beragama selain Muslim. Reaksi saya ketika itu adalah Marah dan Muak. Bagaimana mungkin mereka yg mengaku ulama bisa mengajarkan hal seperti itu? Tapi seiring waktu saya bisa menerima, juga menerima dgn pahit ketika satu2 teman Muslim menjauh. Terserahlah mereka mau apa, selama saya tidak melakukan kejahatan kepada mereka toh saya tidak bersalah. Bukan salah saya kalau saya lahir sebagai minoritas dan bukan salah saya kalau saya meyakini ajaran agama warisan orang tua saya sampai saat ini. Seperti penganut ajaran agama lain, saya nyaman dan merasa damai menjalankan ajaran agama saya, jadi kenapa hrs saya ganti?.
KEMBALI KE ARTIKEL