Buku berwarna soft pink dan bergambar hati itu dibukanya lagi. Ia bersiap menuliskan semuanya. Kembali mencurahkan isi hatinya di sana. Tangan Nyonya Calisa bergetar hebat saat membuka-buka halaman buku. Tak mudah mencurahkan semuanya dalam kata-kata. Terlalu sakit, terlalu pedih untuk dituliskan kembali. Namun ia harus melakukannya. Dari pada harus memendamnya. Memendam perasaan justru menimbulkan bibit penyakit di dalam tubuh dan jiwa.
KEMBALI KE ARTIKEL