Bulan penuh perayaan, mungkin itulah yang pantas kita sandangkan pada bulan Agustus tahun ini. Siapa yang tidak senang jika pada bulan ini terdapat dua hari besar; ulang tahun negara Indonesia tercinta dan hari raya Idul Fitri.
Beragam kegiatan tentunya telah dipersiapkan di bulan ini lengkap dengan pernak-perniknya. Bagi umat muslim misalnya, telah mempersiapkan fisik dan mental untuk menyambut hari raya Idul Fitri jauh-jauh hari setelah sebelumnya digodok selama bulan Ramadan. Selama sebulan penuh, mereka harus menjalani perang yang paling besar, yakni perang melawan hawa nafsu hingga tibalah hari kemenangan Idul Fitri. Yang perlu kita garis bawahi bahwa hari raya bukanlah hari kebebasan, melainkan tolok ukur sejauh mana kita bisa mempertahankan dan meningkatkan kualitas diri kita ke depan.
Berbeda dengan hari raya Idul Fitri yang hanya dirayakan umat muslim, hari kemerdekaan Indonesia yang jatuh pada 17 Agustus lalu selalu dinanti-nantikan seluruh penduduk Indonesia. Sebelum itu, sebagai ritual penyambutan, biasanya dijumpai berbagai kegiatan lomba yang diikuti oleh berbagai kalangan. Tak hanya anak kecil, namun juga orang dewasa.
Sebagai pemudi, tak lengkap rasanya jika tidak mengambil andil dalam event besar seperti 17 Agustus. Maka dari itu, saya yang tergabung dalam karang taruna “Permadani” di tempat saya tinggal selalu mengadakan lomba yang bertujuan untuk menyambut sekaligus memeriahkan hari kemerdekaan Indonesia.
Nah, kali ini sesuai tema WPC “Hari Raya dan Pesta Rakyat (Festival), saya bermaksud sharing foto-foto koleksi saya saat berkesempatan mengikuti kegiatan lomba anak-anak tentunya dengan menggandeng kamera saku saya.
Dalam lomba yang bernama "Kotak Dorong" ini, setiap peserta diharuskan mendorong kotak sabun dengan batu baterai yang diikatkan dengan tali di pinggang masing-masing sampai batas yang telah di tentukan, dengan catatan tangan tidak boleh menggerakkan tali sama sekali.
Berikutnya, lomba yang sangat beken di kalangan anak-anak setiap tahunnya yaitu lomba makan kerupuk. lagi-lagi, dalam lomba ini peserta tidak diperbolehkan menggunakan tangan untuk memegang kerupuknya.
Kemeriahan pun berlanjut menjelang sore. Lomba sepak bola semakin semarak meskipun tanpa sepatu bola dan kaos kaki alias telanjang. Pun dengan lapangan voli yang menjadi arena pertandingan.
Sebagai penyambutan 17 Agustus sekaligus bulan suci Ramadan, tak lupa panitia menggelar lomba menata huruf hijaiyah agar tak hanya lomba bernuansa game saja yang diusung, tetapi juga lomba bernuansa agama.
Lomba panjat pinang pun dijadikan sebagai acara penutupan. Namun, mengingat saya memakai kamera saku yang konon katanya takut dengan sagala jenis pemotretan malam hari, jadi foto terakhir inipun demikian adanya. He he he...
Demikianlah setoran WPC dari saya. Tak lupa saya mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri 1433 H dan Dirgahayu Indonesia!
Klik di sini untuk melihat aksi Kampretos yang lain!