Wajahnya terlalu indah untuk dirindukan. Auranya memancar mengalahkan pancaran indahnya bulan sabit yang bersinar di sebelah sana. Hati Ditya meringis. Menahan rindu yang takdapat tertahankan lagi. Kemilau sinar bayangnya menari-nari di pelupuk mata sayu Ditya. Di horizon timur yang sudah sangat indah, raut lelah wajah Ditya makin tidak dapat di bayangkan. Dia menanti kedatangan wajah ayu itu di sampingnya. Awan bergerak menuju arah bulan sabit yang terus tersenyum pada Ditya. Tetap dia ingat wajah indahnya, meski perlahan awan itu menutupi bulan sabit di horizon timur itu. Ditya meraut wajah itu dihatinya, berharap bayangannya tetap abadi di jiwanya.