Menurut laporan yang diterima oleh tim hukum Danise, sejumlah akun online shop yang berniat melakukan kerja sama endorse dengan selebgram ini mengungkapkan bahwa mereka diarahkan oleh admin akun @danisefrnc untuk mentransfer biaya endorse ke rekening pribadi milik admin, bukan ke rekening resmi yang biasa digunakan oleh Danise untuk transaksi bisnis. Hal ini terungkap setelah beberapa pemilik usaha merasa curiga dan membandingkan pola transaksi ini dengan prosedur yang biasanya dilakukan oleh Danise.
"Saya selalu melakukan endorse melalui rekening resmi yang saya umumkan kepada klien saya. Tiba-tiba admin meminta transfer ke rekening pribadi yang tidak pernah saya informasikan sebelumnya," ujar Danise saat diwawancarai. Dugaan penipuan semakin menguat ketika ditemukan adanya pemalsuan tanda tangan Danise oleh admin tersebut. Pemalsuan ini diduga sengaja dilakukan untuk meyakinkan pemilik usaha online shop agar mereka tidak ragu melakukan pembayaran ke rekening yang tidak resmi.
Setelah kasus ini mencuat, Danise bersama tim hukum dan tim audit melakukan investigasi mendalam terhadap alur transaksi yang terjadi selama beberapa bulan terakhir. Hasil audit mengungkapkan bahwa tindakan admin tersebut telah menyebabkan kerugian finansial yang cukup besar, dengan total nominal mencapai Rp50.988.312 (Lima Puluh Juta Sembilan Ratus Delapan Puluh Delapan Ribu Tiga Ratus Dua Belas Rupiah).
"Kerugian ini bukan hanya dalam bentuk materi, tetapi juga merusak reputasi saya sebagai selebgram yang selama ini menjaga hubungan baik dengan klien. Ini adalah pelajaran yang sangat berharga," ujar Danise dengan nada kecewa. Kerugian finansial ini bukan hanya dirasakan oleh Danise, tetapi juga oleh sejumlah pelaku usaha yang menjadi korban dalam kasus ini.
Kasus ini menimbulkan keresahan di kalangan pelaku usaha yang sering bekerja sama dengan influencer untuk mempromosikan produk mereka. Beberapa pelaku usaha mengaku kehilangan kepercayaan terhadap platform endorsement setelah kejadian ini, merasa khawatir bahwa kejadian serupa bisa menimpa mereka.
"Saya sangat kecewa, karena saya sudah bekerja sama dengan banyak influencer dan tidak pernah merasakan kejadian seperti ini sebelumnya. Kepercayaan saya terhadap influencer dan media sosial kini terganggu," ungkap salah seorang pemilik online shop yang menjadi korban penipuan ini.
Untuk mencegah kejadian serupa, para pelaku usaha online kini diimbau untuk lebih berhati-hati dalam memverifikasi saluran pembayaran yang digunakan oleh influencer. Pemeriksaan lebih mendalam terhadap keabsahan transaksi harus menjadi prioritas agar tidak mudah tertipu oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Setelah melakukan audit dan mengumpulkan bukti-bukti yang cukup, Danise bersama tim hukum kini sedang mempersiapkan laporan untuk dibawa ke pihak berwajib. Mereka berencana untuk menuntut pertanggung jawaban dari admin yang telah melakukan penipuan dan merusak nama baik Danise. Selain itu, langkah hukum ini juga bertujuan untuk melindungi para pelaku usaha dan konsumen agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
"Tidak hanya untuk memulihkan nama baik saya, tetapi juga sebagai bentuk perlindungan bagi pelaku usaha lainnya. Kami ingin memastikan agar dunia bisnis digital tetap berjalan dengan transparansi dan integritas yang tinggi," ujar Danise.
Kasus ini menjadi peringatan bagi semua pihak terkait pentingnya integritas dan profesionalisme dalam dunia bisnis digital yang semakin berkembang. Baik selebgram maupun pelaku usaha harus selalu memeriksa keabsahan setiap transaksi dan tidak mudah percaya pada pihak ketiga tanpa verifikasi lebih lanjut.
Ke depan, Danise berencana untuk memperketat pengawasan terhadap pengelolaan akun media sosialnya. Ia juga berkomitmen untuk memilih tim yang benar-benar terpercaya agar insiden serupa tidak terulang.
"Saya belajar banyak dari kejadian ini. Kepercayaan adalah hal yang sangat penting dalam bisnis, dan saya tidak akan lagi memberikan kesempatan untuk orang yang tidak bisa dipercaya," tutup Danise.
Kasus ini mengingatkan kita semua akan pentingnya kehati-hatian dan verifikasi yang lebih ketat dalam setiap transaksi yang melibatkan nama besar di dunia digital. Semoga kasus ini dapat memberikan pembelajaran bagi semua pihak terkait dalam menjalankan bisnis yang lebih profesional dan transparan.