Pemikiran yang sederhana, sesederhana kehidupan rakyat Indonesia pada umumnya. Namun, kita perlu waspada ketika kesederhanaan ini kemudian dimanfaatkan oleh pihak-pihak ketiga yang hanya ingin mengadu-domba. Buka mata dan saksikanlah bahwa banyak pihak yang ingin Indonesia tidak bersatu dalam menempuh jalan kebenaran, tidak ingin Indonesia kuat dalam semangat kebaikan. Perhatikanlah bahwa banyak 'orang-orang salah' dan banyak 'orang-orang jahat' yang tidak menginginkan itu semua. Jangan mau di adu domba, karena kita manusia!
Jadikan perbedaan pendapat sebagai kekayaan sudut pandang, jadikan kritik sebagai materi memperbaiki diri. Acuhkan yang terlalu banyak memberi pujian, jangan hiraukan yang hobi mencaci maki, karena pujian atau cacian bukanlah cara yang objektif dalam menilai. Jadilah pengamat yang pintar, bukan yang mudah terpancing emosi.
Kini, menghadapi debat capres dan kampanye terbuka, saatnya kita membuka pikiran seluas-luasnya dan melapangkan hati seikhlas-ikhlasnya untuk merenungkan kembali pilihan yang sudah kita anggap benar selama ini. Renungkan kembali keunggulan masing-masing capres, dan pertimbangkan juga kelemahannya. Setiap manusia pasti ada kelebihan dan kekurangan. Karenanya, sesuaikanlah dengan apa yang dibutuhkan Indonesia saat ini. Janganlah mempertahankan capres karena ego anda sendiri: ego karena 'pilihan anda benar, pilihan yang lain salah'. Hati-hati dengan pembenaran yang anda ciptakan sendiri, cari yang memang benar dalam konteks 'benar' yang sesungguhnya, 'benar' yang diridhoi kebenarannya oleh Tuhan yang menciptakan anda. Pilihan anda mencerminkan siapa anda. Jadilah anak bangsa yang berbudi luhur, memilih karena cinta Indonesia, untuk hari ini dan nanti.