Yang selalu memantulkan wajah cantik dalam senyuman hangat
Bukan cermin di dindingku
Yang kusam dan berminyak membiaskan wajah penat
Aku ingin cerminmu
Yang dengannya kau berlama-lama bicara
Mengobral mimpi dalam seribu bahasa
Bertahta pendar cahaya surga
Aku ingin cerminmu
Yang bahkan dalam diammu pun
Bayangannya tetap bersahaja
Menebar pesona aura bidadara
Sungguh, aku ingin cerminmu
Yang katamu tidak terjual di toko-toko kota
Bahkan kalaupun kucari sampai ke negeri belanda
Jepang, Amerika, maupun Cina
Bagaimanalah,
Maka kuniatkan mencurinya
Suatu saat,
Dari hidupmu yang nikmat
Sampai “kamu boleh ambil cerminku”
Katamu suatu pagi,
Maka setengah berlari kubawa pulang milikmu
Kupajang dalam kamarku yang sepi
Dan tibalah saatku,
Perlahan kutatap bayangan dalam cermin ajaibmu
Dan AjaiB
Disana tidak ada aku ataupun kamu
Melainkan Iblis celamitan