Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan Pilihan

Komunikasi Antar Budaya di Era Globalisasi Mencakup Banyak Hal Dimulai Dari Hambatan, Langkah-Langkah, dan Peran Penting Komunikasi Antar Budaya

29 November 2024   23:50 Diperbarui: 29 November 2024   23:50 115 2

A.Keterkaitan antara Komunikasi Internasional, Antar Etnis, Antar Ras, dan Antar Budaya

Komunikasi antar budaya adalah proses interaksi antara orang-orang yang berbeda latar belakang budaya dan mencakup komunikasi internasional, antaretnis, dan antarras.Meskipun masing-masing jenis komunikasi ini memiliki karakteristik dan latar belakang yang berbeda, namun semuanya berkontribusi terhadap pemahaman dan interaksi lintas budaya.

1.Komunikasi Internasional

Komunikasi Internasional merupakan komunikasi yang terjadi dan melbatkan interaksi antar Negara yang berbeda, komunikasi ini berkaitan dengan isu-isu lintas Negara seperti ekonomi, politik, dan pertahanan. Tujuan dari komunikasi Internasional adalah untuk mencapai kesepahaman di antara negara-negara yang memiliki nilai dan norma yang berbeda. Komunikasi Internasional ini sangat penting dalam membangun hubungan diplomatic dan kerja sama antar Negara.

2.Komunikasi Antar Etnis

Komunikasi antar etnis terjadi antara kelompok etnis yang berbeda dalam suatu negara atau wilayah. Hal ini melibatkan pertukaran ide dan informasi yang dipengaruhi oleh latar belakang budaya masing-masing kelompok. Dalam konteks ini, penting untuk menghormati perbedaan bahasa, tradisi, dan norma sosial untuk mencegah kesalahpahaman. Komunikasi antaretnis juga membantu memperkuat integrasi sosial dan saling pengertian antar kelompok berbeda dalam suatu masyarakat.

3.Komunikasi Antar Ras

Komunikasi antar ras dalam konteks komunikasi antar budaya mengacu pada interaksi antar individu atau kelompok yang berbeda ras atau etnis. Dalam komunikasi ini, perbedaan budaya dan latar belakang etnis mempengaruhi cara orang berkomunikasi secara verbal dan nonverbal. Setiap kelompok budaya mempunyai cara berkomunikasinya masing-masing yang dipengaruhi oleh nilai, norma, dan pengalaman sosial yang dimiliki kelompok tersebut.

Dalam komunikasi antar ras, penting untuk dipahami bahwa tidak hanya bahasa yang berbeda, tetapi juga pandangan waktu, ruang, dan bahkan sikap terhadap otoritas dan hierarki. Misalnya, di beberapa budaya komunikasi lebih langsung dan terbuka, sementara di budaya lain masyarakat lebih berhati-hati dan menggunakan metode tidak langsung.

4.Hubungan Dengan Komunikasi Antar Budaya

Komunikasi budaya sudah mencakup dengan apa yang di sampaikan di atas, karena komunikasi budaya melibatkan informasi ataupun pesan dari berbagai latar belakang budaya. Pemahaman tentang nilai-nilai budaya sangat berbeda. Oleh karena ini sangat penting untuk menghindari serta mengurangi konflik dan meningkatkan kerja sama dalam proses ini. Meskipun komunikasi antar budaya memiliki beberapa tantangan komunikasi, tetapi ini adalah hal yang akan memperkaya setiap orang dalam pengalaman sosial mereka.

B.Hambatan/Penghalang Stereotipe, Prasangka, dam Etnorisme dalam konteks Komunikasi Antar Budaya

Stereotipe, Prasangka, dan Etnorisme merupakan  hal yang  dapat menjadi hambatan/penghalang dalam komunikasi antar budaya mereka juga menganggu proses pemahaman dan interaksi yang efektif antara individu dari latar belakang budaya yang berbeda. Berikut merupakan penjelasan faktor yang hembatan tersebut:

1.Stereotipe

Stereotip merupakan penghalang komunikasi antar budaya karena dapat mendistorsi pemahaman dan menghalangi interaksi yang jujur dan terbuka. Orang dengan pola pikir tetap cenderung melihat orang lain berdasarkan label kelompok budayanya atau gambaran yang diterima secara umum, bukan sebagai individu. Akibatnya, kita cenderung mengabaikan nuansa dan kompleksitas yang ada dalam diri orang tersebut. Hal ini semakin menghambat komunikasi karena orang-orang yang berinteraksi mungkin merasa tidak diterima atau dihargai sebagaimana mestinya.

2.Prasangka

Prsangka adalah sikap negatif yang tidak didasarkan pada alasan yang jelas terhadap individu atau kelompok lain, sering kali muncul karena adanya stereotipe. Prasangka dapat menghambat komunikasi dengan menimbulkan ketidakpercayaan dan ketegangan di antara pihak-pihak yang terlibat. Ketika seseorang memiliki prasangka terhadap kelompok tertentu, mereka cenderung enggan untuk berinteraksi atau bekerja sama dengan anggota kelompok tersebut, yang pada akhirnya mengurangi peluang untuk membangun hubungan yang baik.

3.Etnosenrisme

Etnosentrisme adalah kecenderungan untuk menilai budaya lain berdasarkan pandangan dan nilai-nilai budaya sendiri, seringkali dengan anggapan bahwa budaya sendiri lebih unggul. Sikap ini dapat menghalangi komunikasi antar budaya karena individu yang bersikap etnosentris mungkin tidak menghargai atau memahami nilai dan praktik budaya lain. Hal ini bisa menimbulkan konflik dan ketidakpuasan dalam interaksi, karena satu pihak merasa pandangannya lebih benar atau lebih baik daripada pihak lain. Etnosentrisme juga dapat mengurangi keterbukaan terhadap perspektif baru, yang pada gilirannya menghambat proses pembelajaran dan penyesuaian dalam lingkungan multikultural.

C.Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika bertemu oleh orang baru

- Menunda Penilaian Sebelum memulai dialog, penting untuk menunda penilaian terhadap pandangan dan tindakan orang lain. Penilaian instan bersifat subjektif dan sering kali dipengaruhi oleh budaya kita sendiri. Menunda penilaian menciptakan ruang untuk pemahaman yang lebih mendalam tentang sudut pandang orang lain.

- Utamakan Empati Menempatkan diri pada posisi orang lain sangat penting dalam komunikasi lintas budaya. Mencoba untuk memahami apa yang mereka rasakan dan pikirkan, dan sapa mereka dengan cara yang mencerminkan budaya mereka. Sikap empati membantu menciptakan suasana aman dan saling menghormati.

- Tunjukkan Minat Tunjukkan minat yang tulus pada apa yang dikatakan orang lain. Hal ini dapat dicapai dengan mendengarkan secara aktif dan mengajukan pertanyaan yang relevan. Hindari sikap skeptis atau ketidakpercayaan, karena hal ini dapat menghambat komunikasi yang baik.

- Memahami bahasa verbal dan nonverbal Memahami bahasa verbal dan nonverbal budaya lain sangatlah penting. Hal ini mencakup pengenalan simbol, gerak tubuh, dan ekspresi

D.Pengalaman antar budaya yang dialami

Saya sebelum masuk SMK di Sragen Jawa Tengah, saya merupakan anak rantauan yang dari kecil tinggal di Sumatera Utara. Seperti yang kita ketahui bahwa Sumatera Utara atau orang-orang yang kerap menyebutnya Kota Medan, dan di kenal kalau berbicara menggunakan nada yang tinggi dan keras, itulah budaya atau ciri khas yang ada disana. Sejak tinggal disana sekitar 15 tahun, saya pun terbawa oleh budaya yang ada disana, karena seringnya berinteraksi dan bertemu dengan masyarakat yang ada di Sumatera Utara.

Bertepatan pada tahun 2020 maraknya COVID-19 saya pindah sekolah di SMK Sragen Jawa Tengah, pada saat COVID saya jarang sekali bertemu dengan teman-teman saya yang sudah sedari kecil tinggal di Jawa, karena terhalangnya peraturan untuk belajar via online. Pada saat itu pula saya mencoba untuk mengikuti beberapa organisasi yang ada di SMK Sragen, agar saya bisa lebih mengenal sekolah yang saya tuju. Dengan bergabungnya saya di organisasi itu, saya lebih kerap bertemu dengan teman-teman yang asli dari Jawa.

Dan mulai dari itu saya merasa bingung, mereka menggunakan bahasa jawa yang saya tidak mengetahui artinya sebagai saya seorang siswa yang baru saja pindah. Pastinya mereka yang asli Jawa saat berbicara menggunakan bahasa yang sangat khas, dan menggunakan nada yang sangat lemah lembut. Dan ketika saya berbicara, saya masih terbawa dengan khas Medan yang saya ikuti sedari kecil. Mereka yang tidak mengetahui saya dan baru kenal saya, mereka mengira bahwa saya adalah seseorang yang lagi marah karena menggunakan nada suara sedemikian mungkin. Tetapi dari hal itu mereka mulai kenal dan kita saling mengulik tentang daerah satu sama lain.

Dengan saya yang menggunakan nada tinggi dan mereka yang menggunakan nada lemah lembut menimbulkan perspektif yang beragam pada saat itu. Dari itulah saya juga belajar bahwa alangkah baiknya menunda penilaian terlebih dahulu, saya dan mereka saling berinteraksi/berbicara, bahkan jadi bisa mempelajari budaya satu sama lain. Dan saya sebagai siswa yang baru pindah juga diberi ilmu oleh mereka tentang daerah dan budaya yang ada di Sragen Jawa Tengah

 
E.Pengaruh dan Urgensi mata kuliah Komunikasi Antar Budaya dengan profesi jurnalistik

Sebagai seorang jurnalis, pemahaman tentang komunikasi antar budaya sangat penting dan memiliki pengaruh besar terhadap profesi ini. Berikut adalah beberapa alasan mengapa mata kuliah komunikasi antar budaya sangat relevan bagi seorang jurnalis:

1. Memperluas Wawasan

Mata kuliah komunikasi antar budaya ini sangat membantu bagi seorang jurnalis, dengan pemahaman tentang wawasan yang lebih dalam terhadap norma, nilai-nilai, dan praktik budaya yang berbeda. Sebagai jurnalis pastinya tidak hanya bertemu dengan satu orang yang memiliki budaya yang sama, dari itu kemampuan untuk memahami konteks budaya dari narasumber  memungkinkan penyampaian informasi yang lebih akurat dan sensitive terhadap perbedaan budaya. Hal in dapat menghindari kesalahpahaman yang dapat merugikan reputasi media nantinya.

2. Meningkatkan Keterampilan Komunikasi

Seorang Jurnalis  harus memiliki keterampilan komunikasi yang baik, dengan komunikasi antar budaya yang sering berinteraksi dengan orang yan berbeda-beda dan budaya yang beragam. Hal ini sangat penting dalam membangun komunikasi efektif antara jurnalis dengan narasumber. Dengan pemahaman ini jurnalis dapat lebih baik untuk menyesuasikan pendektaran dengan mereka yang memiliki latar belakang busaya yang berbeda-beda.

3. Mengurangi Etnosentrisme dan Prasangka

Budaya tidak ada yang lebih superior daripada yang lain, dengan memahami hhal ini jurnalis akan melaporkan berita yang objektid dan adil. Ini penting dalam menjaga integritas jurnalistik dan membangun kepercayaan di antara pembaca dari berbagai latar belakang.


4. Meningkatkan Kemampuan Menyampaikan Berita Secara Global

Sebagai seorang jurnalis tidak mungkin akan menyampaikan berita yang itu-itu saja, dalam era Globalisasi, berita sering kali melibatkan isu-isu lintas budaya dan Negara.
Dengan adanya pemahaman mengenai komunikasi antar budaya, seorang jurnalis dapat menyampaikan berita yang relevan bagi audiens Internasional. Karena seorang jurnalis harus bisa menjelaskan konteks budaya dari suatu peristiwa, sampai membantu pembaca memahami berita tersebut.



KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun