Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

LDR Bag 1

22 Januari 2015   23:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:34 45 1
Percikan hujan membasahi tubuh  Tita yang menari-nari dibawahnya. Aku suka hujan dan hujan tidak pernah menyakitiku pikirnya. Masih dengan  payung yang tidak dipakai Tita berjalan menyusuri kompleks dengan menari-nari kecil. Bunda yang khawatir melihat kearah luar dari jendela. Anak semata wayangnya masuk kedalam rumah dengan basah dan terlihat senyum Tita menatap bundanya. Bunda langsung mengambil handuk dan mengantar tita ke kamar mandi untuk membilas tubuhnya yang sudah  terguyur air hujan. Setelah mandi Tita duduk di teras rumah sambil memandang kelangit.

"Aku suka hujan..

Hujan datang berbondong-bondong namun tidak menyakitkan..

Pohon dan Bunga-bunga tumbuh subur..

Segaris pelangi menghiasi langit luas dan aku tak ingin malam cepat tiba karena aku masih ingin memandang pelangi yang indah dengan warnanya...

Ketika malam datang langit berbintang menyinari malam yang kelam menjadi bercahaya..ditemani bulan yang terang...

Semua mungkin tak mengerti begitu juga kamu.."

Tita masih terdiam diteras hari semakin sore, mataharipun akan terbenam digantikan oleh bulan yang terang ditemani bintang-bintang. Tita masih terdiam didepan laptopnya.

" Kamu tak pernah tahu apa yang ada dihatiku..

Aku tak pernah tahu apa yang kamu lakukan disana..

Langit luas ini langit yang kita semua tak tahu mana ujungnya namun  ketika kamu melihat langit ini adalah    langit yang sama yang kita lihat...

Seulas senyum dari wajah kecilku..

kapan ku dapat bertemu ?

bertemu yang terkasih :) "

Bunda mengelus kepala Tita yang masih sibuk dengan laptop dan handphonenya. Tak terasa anak semata wayangnya sudah menjadi gadis  dewasa. Pelukan hangat bunda tak pernah ingin Tita lepaskan. Ketika cinta tulus seorang bunda tak pernah hilang walaupun anaknya lebih sibuk dengan kesenangannya sendiri. Tita menatap foto pria tampan dengan baju loreng. Hari ini Tita diangkat menjadi pegawai tetap di perusahaan yang dia bekerja sekarang. Rasa senang dan sedih itu saling berdampingan dipikirannya. Adakalanya sebagai wanita dia ingin merasakan apa yang dirasakan wanita-wanita dewasa yang akhirnya akan menikah dan mempunyai keluarga.

" hai..sayang...aku pulang dua minggu lagi" sms dari suaminya

Terlihat wajah girang dari wajah cantik Tita. Ketika kita sudah berkomitment untuk hidup bersama dengan seseorang yang kita pilih bukan karena cinta saja yang kita pikirkan...bukan pula kebahagiaan saja yang kita pikirkan namun dengan segala resikonya termasuk ketika berada jauh dari orang yang paling kita sayangi. Hari terus berganti tak terasa hari itu tiba.

Tok ! Tok ! ketukan pintu. Tak lama kemudian Tita berjalan kearah pintu dengan wajah yang sumringah. Pria tampan berdiri dihadapannya. Pelukan rindu terlihat dari keduanya. Hidup bukan seperti didongeng-dongeng yang penuh dengan blink....blink...kebahagiaan saja namun ketika kita harus dipasahakan jarak dengan seseorang yang menjadi bagian dari hidup kita itu adalah awal dari kehidupan yang kita jalani sampai pada akhirnya bisa bersama tanpa terpisah jarak lagi.Ada seorang ibu yang meneteskan airmatanya bukan karena sedih tetapi air mata bahagia melihat anaknya bahagia.

" Ketika hidup menjadi awal dari kebersamaan sepasang insan manusia...

Tawa...canda...menghiasi hari-hari mereka...

kebahagiaan terlihat dari wajah mereka..

Ketika mereka harus terpisah oleh jarak....

Rasa rindu terpendam dalam hati mereka.."

_kebahagiaan itu kita yang rasakan...dan Tuhan lebih tahu apa yang terbaik untuk kita_

22/01/15

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun