Kepala Lapas Terbuka Nusakambangan, Marsito, menyatakan bahwa asesmen ini merupakan bagian dari upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia di lingkungan pemasyarakatan. "Kami ingin memastikan bahwa setiap pegawai memiliki kompetensi yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. Asesmen ini juga menjadi sarana untuk mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan pegawai," ujar Marsito.
Asesmen dengan metode wawancara dan pengisian quisioner ini melibatkan seluruh pegawai, mulai dari staf administrasi hingga petugas lapangan, berpartisipasi dalam kegiatan ini.
Salah satu pegawai yang mengikuti asesmen, Harun Halis, menyampaikan kesan positifnya. "Asesmen ini sangat bermanfaat bagi kami. Selain bisa mengukur kemampuan diri, kami juga mendapatkan masukan yang konstruktif untuk pengembangan karier ke depan," kata Harun.
Hasil asesmen akan dijadikan dasar untuk penempatan pegawai, pemberian penghargaan, serta penyusunan program pelatihan yang lebih tepat sasaran. "Kami berharap dengan asesmen ini, kualitas pelayanan di Lapas Terbuka Nusakambangan semakin meningkat dan dapat memberikan dampak positif bagi pembinaan warga binaan," tambah Marsito.
Dengan berakhirnya asesmen ini, diharapkan Lapas Terbuka Nusakambangan dapat terus meningkatkan kualitas layanan dan menjadi contoh bagi lembaga pemasyarakatan lainnya di Indonesia.
