Setiap hari, seorang warga binaan dengan cekatan melayani rekan-rekannya untuk memotong rambut. Keterampilan ini sudah ia miliki sebelum menjalani masa hukuman di Lapas Bondowoso, dan melalui barbershop ini, ia terus mengasah keahlian yang dimilikinya.
Langkah ini merupakan bagian dari upaya Lapas Bondowoso dalam memfasilitasi warga binaan agar tetap produktif dan memanfaatkan masa pidana mereka secara positif. Dengan memberikan kesempatan berkreasi melalui barbershop, warga binaan dapat menjaga keterampilan yang mereka miliki, sekaligus mempelajari teknik baru yang bisa mereka gunakan kelak setelah bebas.
Denny Duwi Jaya, Kasubsi Giatja Lapas Bondowoso, menekankan pentingnya pembinaan keterampilan semacam ini bagi para warga binaan. "Mereka sudah memiliki skill, kemampuan, dan kemauan untuk terus belajar. Kami sebagai sub seksi bimbingan kerja memberikan wadah bagi mereka untuk mengasah bakat yang ada. Dengan cara ini, keterampilan tersebut bisa berkembang dan saat mereka kembali ke masyarakat, mereka memiliki bekal untuk berwirausaha atau bekerja secara mandiri," jelas Denny.
Barbershop ini bukan hanya menjadi tempat untuk memotong rambut, tetapi juga sarana untuk mengajarkan nilai-nilai kerja keras, tanggung jawab, dan kreativitas. Warga binaan yang terlibat belajar mengenai cara berinteraksi dengan pelanggan, menjaga kebersihan, serta memberikan pelayanan yang baik---keterampilan yang sangat dibutuhkan dalam dunia kerja nyata.
Dengan adanya barbershop ini, Lapas Bondowoso berharap bisa memberikan motivasi lebih kepada para warga binaan untuk terus mengembangkan diri. Keberadaan fasilitas seperti ini juga diharapkan bisa menciptakan atmosfer pembinaan yang lebih positif, di mana para warga binaan merasa dihargai atas bakat dan kemampuannya, serta diberi kesempatan untuk tumbuh. (Esa)
Untuk berita seputar Lapas Bondowoso dapat diakses pada
http://lapasbondowoso.kemenkumham.go.id
#lapasbondowoso
#kemenkumhamri
#supratmanandiagtas
#kemenkumhamjatim
#heniyuwono
#nunusananto