Kegelapan ini semakin pilu dengan rinai hujan. Dua orang itu tetap diam. Seolah melawan waktu untuk bisa terus bertahan. Namun di suatu ruang ada belati bergerigi sedingin es menembus perut mereka.
"Kamu menghilang, ketika aku berniat menantimu..."
"Aku tak tahu kau berniat menantiku, jika aku tahu, aku tak akan pernah.."
"Harusnya kau tahu, bukannya aku memintamu.."
"Bagaimana aku bisa tahu seperti itu..."
"Satu dasawarsa ini aku terus memikirkan bagaimana caranya kita akan bisa keluar. Saat itu tiba, kau membuat penantianku sia"
"Aku tidak tahu, tak pernah tahu, Kau selalu sibuk, sampai aku mengira kamu tak suka dengan kehadiranku...."
Kedua orang itu saling menatap, tetapi hanya gelap yang didapat. Mungkin memang harus seperti ini, jika lilin di pojok itu menyala niscaya mereka akan terbakar.