Selama ini pemerintah daerah telah melakukan berbagai upaya untuk memaksimalkan potensi pariwisatanya guna meningkatkan permintaan pariwisata yang pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan perekonomian mengingat pariwisata dapat menciptakan multiplier yang besar. Karena sektor pariwisata merupakan sektor yang berkaitan dengan sektor lain sehingga memberikan multiplier effect yang besar.
Dengan penanganan yang baik, sektor pariwisata akan menjadi sektor yang layak untuk dikembangkan menjadi andalan pembangunan. Jumlah kunjungan wisatawan berbanding lurus dengan pengeluaran wisatawan yang erat kaitannya dengan perkembangan ekonomi di suatu daerah dan berdampak negatif terhadap industri pariwisata di Jawa Tengah (Yusroni & Chadiq, 2021).
Kesuksesan dan kegagalan roda perekonomian tidak hanya ditentukan oleh penyelenggara negara itu sendiri pemerintah. Akan tetapi, terdapat banyak faktor yang menyebabkan kedua kondisi tersebut muncul, salah satunya perusahaan-perusahaan dan para pemilik modal yang kemudian disebut sebagai aktor non-state. Diperlukan upaya analitis untuk melihat korelasi maupun dependensi antara aktor non-state dengan negara dalam perekonomian nasional. Salah satu kasusnya adalah konsep Start-up India Initiative sangat menjadi pemilihat keputusan program yang bagus karena selain dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara, Hal ini berhasil menyebabkan India mencapai peringkat ke-tiga dibawah Amerika Serikat dan Tiongkok dari jumlah keseluruhan unicorn (Myers, 2016).
Perusahaan Traveloka sudah merancang bagaimana turis dalam negri dan manca negara dapat melakukan perjalanan wisata di Indonesia. Sistem serba digital yang sudah di rancang oleh Traveloka membuat kemudahan bagi wisatawan untuk mencari tempat wisata, akomodasi, penginapan, konsumsi dan informasi lainnya untuk mendorong perekonomian wisata di Indonesia serta berdampak pada masyarakat di daerah wisata tersebut (Sari et al., 2021). Pada kasus ini pemerintah tidak perlu merancang sistem seperti itu juga dan bukan membuat sistem yang bersaing dengan traveloka, tetapi harus mendukung sistem perusahaan asal Indonesia tersebut. Dukungan tersebut dengan cara meningkatkan fasilitas dan pelayanan wisata di Indonesia.
Kesuksesan dan kegagalan roda perekonomian tidak hanya ditentukan oleh penyelenggara negara itu
sendiri pemerintah. Terdapat banyak faktor yang menyebabkan kedua kondisi tersebut muncul, salah satunya perusahaan-perusahaan dan para pemilik modal yang kemudian disebut sebagai aktor non-state Traveloka dalam hal ini berperan sebagai pemasar wisata di Indonesia baik dari penyedia informasi, pelayanan, pembelian dan sebagainya, sedangkan pemerintah Indonesia berperan sebagai pembangun dan pihak yang melestarikan wisata tersebut dengan cara memberi himbauan ke masyarakat, tata kelola yang baik serta mendorong aplikasi digital Traveloka untuk berkembang baik dalam ekspansi, modal dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
BPS. https://bps.go.id/indikator/indikator/view_data/0000/data/1160/sdgs_8/2
(2021). Jumlah Devisa Sektor Pariwisata (Miliar US $).
Hamzah, R. E. (2018). Web Series Sebagai Komunikasi Pemasaran Digital Traveloka. Jurnal Pustaka Komunikasi, 1(2), 361–374. http://www.traveloka.com/,
Ksamawan, K. wahyu, Maskie, G., & Kaluge, D. (2019). Pariwisata Pengaruhnya Terhadap Ekonomi : Analisis Kajian Asal Kunjungan Wisatawan Mancanegara. Jurnal Ilmu Ekonomi Terapan, 4(1), 32–46. https://doi.org/10.20473/jiet.v4i1.10663
Latuheru, M. N., & Irwansyah. (2018). Aplikasi traveloka sebagai bentuk konstruksi sosial teknologi media baru. Jurnal Komunikasi Dan Kajian Media, 2(2), 46–57.