Konsep Utama Teori Empati Hoffman
Hoffman memandang empati sebagai kemampuan bawaan yang dipengaruhi oleh perkembangan kognitif dan pengalaman sosial. Ia membagi perkembangan empati ke dalam tahapan-tahapan yang berbeda, serta menjelaskan mekanisme yang mendasari empati.
Tahapan Perkembangan Empati Menurut Hoffman
1.Empati Global (Global Empathy) – Usia Bayi (0-1 Tahun):
Pada tahap ini, bayi merasakan kesedihan atau ketidaknyamanan ketika melihat orang lain menderita, tetapi mereka belum mampu membedakan antara emosi mereka sendiri dan emosi orang lain.
•Contoh: Bayi menangis ketika mendengar bayi lain menangis.
2.Empati Egosentris (Egocentric Empathy) – Usia Balita (1-2 Tahun):
Anak mulai menyadari bahwa emosi orang lain berbeda dari emosinya sendiri, tetapi mereka masih memandang emosi orang lain dari sudut pandang pribadi.
•Contoh: Anak memberikan boneka favoritnya kepada teman yang sedang sedih karena mengira itu juga akan menghiburnya.
3.Empati untuk Perasaan Orang Lain (Empathy for Another’s Feelings) – Usia Anak (2-10 Tahun):
Anak mulai memahami bahwa orang lain memiliki perasaan yang unik, dan mereka dapat merespons secara lebih tepat terhadap kebutuhan emosional orang lain.
•Contoh: Anak menawarkan pelukan kepada teman yang sedang sedih.
4.Empati Berbasis Perspektif (Empathy for Another’s Life Condition) – Remaja dan Dewasa:
Individu mampu memahami kondisi hidup dan pengalaman jangka panjang orang lain, sehingga empati menjadi lebih kompleks dan terarah pada konteks sosial.
•Contoh: Remaja atau dewasa menunjukkan kepedulian terhadap kelompok masyarakat yang kurang beruntung.
Mekanisme Empati Menurut Hoffman
Hoffman mengidentifikasi empat mekanisme utama yang mendukung perkembangan empati:
1.Kontaminasi Emosional (Emotional Contagion):
Reaksi emosional otomatis terhadap emosi orang lain, misalnya merasa sedih ketika melihat seseorang menangis.
2.Kondisi Asosiasi Langsung (Direct Association):
Menghubungkan situasi orang lain dengan pengalaman serupa yang pernah dialami, sehingga mampu merasakan apa yang dirasakan orang lain.
3.Pengambilan Perspektif (Perspective-Taking):
Kemampuan untuk memahami sudut pandang orang lain secara kognitif dan emosional.
4.Empati Mediated oleh Kognisi:
Empati yang melibatkan pemikiran mendalam tentang situasi sosial, norma, atau keadilan, sehingga individu merasa terdorong untuk membantu.
Faktor yang Mempengaruhi Empati
1.Pengalaman Sosial: Interaksi dengan keluarga, teman, dan masyarakat membantu memperluas kemampuan empati.
2.Budaya: Norma budaya dapat memengaruhi cara empati diekspresikan dan diterapkan.
3.Perkembangan Moral: Hoffman menghubungkan empati dengan perkembangan moral, karena empati mendorong perilaku altruistik dan keadilan sosial.
Aplikasi Teori Hoffman
1.Dalam Pendidikan:
Teori Hoffman digunakan untuk mengajarkan nilai-nilai moral dan empati kepada anak-anak melalui cerita, role-playing, dan diskusi tentang emosi orang lain.
2.Dalam Psikologi:
Terapi berbasis empati membantu individu memahami perasaan orang lain, memperbaiki hubungan interpersonal, dan mengatasi konflik.
3.Dalam Pengembangan Sosial:
Empati menjadi dasar untuk mempromosikan solidaritas, pengurangan diskriminasi, dan keterlibatan dalam kegiatan sosial.