Di sebuah desa kecil nunjauh di sana, tepatnya di bawah kaki perbukitan Gunung Agung, Bali. Hiduplah seorang gadis bernama Ningsih. Gadis dengan rambut panjang berkilau dan sedikit ikal, memiliki mata bersinar dan senyuman yang sangat menawan. Ia dikenal sebagai gadis yang baik, sederhana, pintar, ceria, dan periang. Kebiasaannya setiap hari yang tidak pernah ditinggalkannya di hari Minggu adalah mengunjungi sebuah sungai cantik dan elok di dekat rumahnya. Aliran airnya begitu kuat menembus bebatuan, membentuk alur yang sangat indah. Sementara riak airnya menandakan perjalanan panjang yang telah dilalui, penuh dengan kisah dan misteri yang hingga kini masih menjadi pertanyaan. Dari manakah asal usul sumber airnya? Apakah dari bawah bebatuan perbukitan Gunung Agung, ataukah sumber airnya berasal dari sungai-sungai Kahyangan sana? Tak ada satu pun jawaban yang mengakhiri misteri ini. Namun lepas dari semua itu, di situlah Ningsih banyak menghabiskan waktu bersama teman-temannya. Mandi bareng, mencuci baju atau sekadar menikmati keindahan sungainya. Tanpa disadari, rutinitasnya ini akan mengubah hidupnya selamanya.
KEMBALI KE ARTIKEL