Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Secangkir Kopi Pematang Pikiran

4 April 2013   20:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:44 34 0
di perbatasan hari kita berkumpul
secangkir kopi yang kita pesan semalam di dalam mimpi,
kini tergeletak di depan masing-masing dari kita
jangan biarkan dia terkulai sampai dingin
mari menikmati tetes demi tetes sembari kita bertukar cerita
bertukar tentang coretan masa yang telah lalu
kemudian bersama-sama meramal masa depan
hari ini akan menjadi masa lalu
seperti secangkir kopi yang sedang berkhayal di pematang pikiran
dia akan mewariskan endapan
menisankan tanda
esok jika kita tersesat,
dia adalah kompas
yang menunjukkan
yang mengingatkan
bahwa kita pernah gelisah dan tertawa bersama

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun