Sebanyak 545 posisi diperebutkan dan warga Indonesia akan memilih 37 gubernur, 93 walikota, dan 415 bupati. Dari 38 provinsi di negara itu, hanya Yogyakarta yang tidak akan memilih gubernur mengingat tugas tersebut yang diberikan kepada sultan.
Sementara pemilihan regional bisa dibilang lebih rendah di radar internasional daripada pemilihan presiden dan legislatif pada Februari lalu, mereka masih layak untuk ditonton; terutamanya untuk bintang politik yang sedang naik daun serta permainan kekuasaan oleh faksi politik utama yang dipimpin oleh presiden baru Prabowo Subianto dan mantan presiden Joko Widodo dan Megawati Soekarnoputri.
Para pemimpin regional mengatur nada hubungan kerja antara pemerintah nasional dan provinsi, kabupaten, dan kota masing-masing. Selain itu, mereka memiliki pengaruh dalam menarik investasi asing dan menjalin kemitraan lintas perbatasan.
Pemilihan regional juga dipandang sebagai ujian demokrasi Indonesia di bawah Prabowo Subianto, yang menjabat sejak 20 Oktober 2024 lalu.
Permainan Kekuasaan
Pemberantasan kemiskinan dan distribusi kesejahteraan yang adil adalah isu-isu yang kerap dijanjikan para kandidat untuk 280 juta orang Indonesia.
Masalah-masalah ini, yang meliputi akses ke pendidikan, perawatan kesehatan, dan infrastruktur, seringkali 'sangat melokal'. Ada juga masalah yang unik untuk daerah tertentu - kemacetan lalu lintas, polusi udara dan banjir di Jakarta, misalnya.
Kota metropolitan, yang menyaksikan persaingan ketat untuk gubernur antara dua kandidat terkemuka, juga akan kehilangan statusnya sebagai ibu kota negara ke Nusantara di Kalimantan Timur, meskipun tanggal pastinya belum ditentukan.
Di daerah kaya mineral seperti Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Papua, para pemimpin lokal harus mengelola sumber daya dengan baik dengan mengatasi penambangan ilegal, degradasi lingkungan, dan masalah lainnya.
Jawa, sementara itu, adalah lokasi padat pabrik. Ini berarti kepentingan bisnis dan pemilihan regional di wilayah tersebut tidak dapat dipisahkan.
Di daerah yang kaya akan sumber daya alam, ada persaingan antara pebisnis yang mendukung kandidat tertentu mengingat kepentingan mereka dalam mengamankan investasi dan bisnis.
Kali ini, kelompok bisnis telah mendukung beberapa kandidat. Terlepas dari sumbangan mereka, hal ini tetap memerlukan sejumlah sukarelawan untuk kampanye.
Calon gubernur Jakarta Ridwan Kamil didukung oleh sekelompok pengusaha bernama Pengusaha Pejuang Bersatu, misalnya.
Ketua dewan penasihat grup ini adalah Tuan Ryan Haroen, seorang direktur pengembang properti PT Maskapai Pembangunan Industri Sumatra dan pemegang saham sebuah kedai kopi.
Selain itu, Calon gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi didukung oleh sekelompok pebisnis bernama Pengusaha Sahabat Ahmad Luthfi-Taj Yasin, yang telah membantu kampanye untuknya bersama dengan anak bungsu Joko Widodo, Kaesang Pangarep. Kaesang sendiri adalah seorang pengusaha dan keluarganya berasal dari kota Solo.
Dengan pemilihan regional yang berlangsung hanya sembilan bulan setelah pemilihan presiden dan legislatif, para analis melihat perpanjangan permainan kekuasaan oleh Koalisi Kemajuan Indonesia (KIM) Prabowo dan Partai Perjuangan Demokratik Indonesia (PDI-P) mantan presiden Megawati Soekarnoputri.
Koalisi tenda besar partai politik Prabowo telah dijuluki KIM Plus, dan secara luas terlihat erat asosiasinya dengan pendahulunya, Jokowi.
Awalnya terdiri dari partai terbesar kedua di negara itu Golkar, Partai Gerindra, Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional (PAN), saat ini KIM membentuk pemerintahan dengan beberapa partai lainnya.
PDI-P dan Megawati, di sisi lain, berhasil mendominasi pemilihan legislatif.
Kemenangan PDI-P belum mengindikasikan dukungan terhadap KIM Plus atau justru posisi oposisi. Namun nyatanya, memang tidak ada anggota PDI-P yang ditunjuk ke Kabinet Prabowo.
Satu hal yang begitu istimewa tentang pemilihan ini dibandingkan dengan pemilihan regional (sebelumnya) lainnya adalah bahwa koalisi KIM Plus mendominasi pemilihan ini.
Mantan Presiden Joko Widodo juga memiliki 'tangan' dalam pemilihan ini. Ia memang tidak bersama partai politik, namun ia masih memiliki basis pendukung yang solid terutama di Jawa - Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Joko Widodo juga telah secara terang-terangan mendukung cagub Jakarta KIM Plus Ridwan Kamil serta calon Jawa Tengah Ahmad Luthfi.
Ini meningkatkan ketidakpastian di beberapa medan perang, di mana anggota KIM Plus mencoba merebut benteng PDI-P dari petahana.