Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Sebuah Perayaan

21 Maret 2011   05:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:35 82 1
mari sejenak menikmati alur waktu yang selalu hadir, selalu mengalir dalam langkah para musafir

saatnya kita merebahkan jiwa dalam buaian angin yang berhembus menembus bebatuan yang hangus

kita telah berlari di lintasan kehidupan yang mengekalkan raga

kita pun telah berjalan juntai di padang jiwa yang lengang

ketika kelelahan merangsuk ke dalam rusuk, mereka bersorak seperti anjing-anjing hutan yang garang

ketika langkah kita terhenti, mereka menyerbu dengan derap kaki yang menggebu

lalu kita pun berusha melawan keletihan ini dalam sucinya jiwa...

kita bangkit, kuda-kuda kita pun meringkik, lalu kawanan setan pun lari terbirit birit....

kita terengah-engah memburu nafas yang sempat terhenti...

ribuan doa yang kita panjatkan akhirnya terjawab sudah: hujan pun luruh dalam senja yang murka

saatnya merayakan kemenangan kawan...marilah kita berpesta dalam orkestrasi hujan ini

mari kita berlari ke bukit-bukit Cinta...lalu reguklah perlahan air langit ini...

orang-orang yang kalah akan segera melarikan diri ke gua-gua kesunyian

mereka akan terperangkap di sana sampai kisah dunia ini berakhir

mereka pun akan meratapi sisa hidup mereka dalam tebing-tebing yang bisu...

sementara kita...kita sang pemenang kehidupan akan meryakan kehidupan di atas tanah yang damai

kita akan bersukacita menyambut sang hujan, sang angin, sang guntur, di malam yang syahdu

kita tidak akan tidur malam ini, saudaraku...

semua orang harus tersenyum...semua harus tertawa...semua harus berdansa dalam dzikir yang agung

saatnya kita merayakan sesuatu yang pernah hilang dari jiwa kita...

marilah kita sejenak meruang di penghujung malam...dan melafalkan sesuatu yang agung hingga mentari menjemput hari......

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun