Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Sandeq ‘Biru Langit’ Berlayar ke Darwin

12 Oktober 2011   12:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:02 197 1
[caption id="attachment_141242" align="aligncenter" width="600" caption="Gambar: korpalaunhas.blogspot.com"][/caption]

Indonesia merupakan negara yang dikelilingi oleh lautan dan terdiri dari ribuan pulau yang tersebar di nusantara. Dari ribuan pulau tersebut bahkan masih banyak yang tak bertuan dan belum terjamah oleh manusia..

Sebagai negara kepulauan, maka tidak mengherankan kalau di negeri ini dulunya lahir banyak pelaut-pelaut yang ulung, seperti kata-kata yang sering terdengar “nenek moyangku seorang pelaut”. Dengan perahu-perahu kecil mereka dengan berani menjelajah mengarungi samudra. Laut jadi sarana untuk menelusuri pulau-pulau bahkan melintasi benua.

Sulawesi yang terkenal dengan pelaut-pelaut yang berani dengan perahu yang handal banyak menorehkan jejak di berbagai pulau di nusantara sampai di benua lain. Jejak-jejak itu kembali ditelusuri oleh beberapa tim dari Korp Pencinta Alam Universitas Hasanuddin (KORPALA UNHAS),. Tim tersebut terdiri tiga orang tim darat dan enam orang tim Laut. Ke enam orang tim laut yang melakukan pelayaran tersebut yaitu Jalal, Lumay, Fadli, Guswan, Rusmin, dan Ahmad mengarungi laut dari Makassar menuju Australia (Darwin) dengan menggunakan perahu tradisional ‘sandeq’ khas Mandar (Sul-Bar).

Pelayaran tersebut diberi nama Ekspedisi Pelayaran Akademis (EPA)II, dengan nama sandeq ‘Biru Langit’.Sebelumnya pada tahun 1996 Ekspedisi Pelayaran Akademis (EPA) KORPALA UNHAS pernah dilakukan dengan rute, Makassar, Kalimantan, Brunei Darusalam, Malaysia, Siangapura, Sumatera, Jawa, Makassar dengan waktu dua bulan menggunakan dua perahu sandeq, yaitu Aina dan Sabang Subik.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun