Segmen Khusus Kisah Nabi.
Kisah Nabi Ibrahim as. Ke-1
Nabi Ibrahim bersambung nasabnya hingga ke Nabi Musa.
Nabi Ibrahim lahir di negeri Babilonia ditengah masyarakat yang sangat kental dengan kesyirikan. Nabiyullah Ibrahim selalu mengajak kaumnya keluar dari kesyirikan yang di perbuat sehari-hari.
Masyarakat Babilonia melakukan kesyirikan berupa menyembah patung. Ada saat hari raya, yang mengharuskan mereka memenuhi makanan pada wadah-wadah yang diletakkan didepan patung-patung yang mereka sembah, juga mereka harus keluar dari negerinya.
Saat itu Nabiyullah Ibrahim diajaknya untuk juga keluar dari negeri Babilonia. Namun sang Nabi menolak dengan alasan sakit.
Pada saat penduduk negeri Babilonia ini pergi. Sang Nabi mennghancurkan patung-patung sesembahan mereka, menyisakan 1 patung yang paling besar dan mengkalungkan kapak padanya.
Saat hari raya usai dan penduduk sudah kembali ke Babilonia. Mereka sangat terkejut saat mendapati patung sesembahan mereka terjungkal, dan ada yang hancur berkeping-keping. Lalu, curigalah mereka pada sang Nabi, dengan cerita yang kita ketahui bersama, yakni Nabi di sidang,
mereka bertanya "Apa anda yang menghancurkan para sembahan kami"
"Bukan"
"Lalu siapa?"
"Tanya saja padanya" menunjuk pada patung besar yang berkalung kapak.
Singkat kata, sidang memutuskan Nabiyullah Ibrahim dihukum dengan cara dibakar hidup-hidup karena mereka merasa terhina dengan perkataan beliau.
Dikumpulkanlah kayu bakar, siapa saja bersungut-sungut, dendam kepada Nabi dan berlomba mencari kayu bakar guna membakar sang Nabi. Hingga kayu bakar yang dikumpulkan mengangkasa membentuk bangunan yang besar dan tinggi. Dibakarlah sang Nabi, sebelumnya seorang yang bernama yahazan, penemu ketapel pertama, membakar kayu bakar untuk membakar sang Nabi dengan menggunakan ketapel itu. Diceritakan bahwa ia dihukum oleh Allah atas perbuatannya dengan cara dipendam dalam tanah dan meloncat-loncat hingga nanti hari kiamat.
Kembali ke pembakaran sang Nabi, Nabi Ibrahim dibakar atau ada dalam timbunan kayu bakar yang terbakar selama 40 hari, ada yang mengkisahkan juga hingga 50 hari, namun beliau keluar dalam keadaan sehat selamat, tidak terjadi apa-apa, apalagi terbakar. Ya Salaaaam..
Kemudian beliau menemui penduduk Babil, dan berkata : " Waallahi....................."
Yang artinya : " Demi Allah aku bersumpah pada yang telah membakarku, nikmat yang kurasakan selama di dalam api, tidak pernah aku rasakan sebelumnya. Semoga kehidupanku selanjutnya akan senikmat itu."
Inilah orang yang beriman, seorang yang ikhlas dan tawakkal. Pandangan orang mungkin susah, sedih dan perlu dikasihani, namun bagi orang yang bertawakkal mereka malah sebaliknya merasakan kenikmatan yang sungguh. Ya Salaaaam..
Lalu, raja namrud, seorang yang dikaruniai kekuasaan namun durhaka dan sombong kepada Allah, menemui beliau dan berkata :
"Bagaimana ceritanya, bagaimana bisa anda tidak terbakar di dalam api itu?"
"Itu karena Allah, Tuhan seluruh alam menghendakinya."
"Bukankah aku tuhan. Lihatlah para tawanan itu, hidup dan matinya ada di tanganku." Inilah versi tuhan menurut namrud.
"Kalau kamu merasa diri sebagai tuhan. Lihatlah Allah menerbitkan matahari dari timur dan menenggelamkannya di arah barat. Coba kamu terbitkan matahari dari barat dan tenggelamkan di arah barat."
Singkat kata, Namrud merasa terhina dan mengumpulkan  bala tentaranya menjelang matahari terbit mau berperang dengan Allah. Di pagi hari itu, Allah jawab genderang perang dari Namrud dengan keluarnya tak terhingga nyamuk yang menyerang dan memakan daging para tentaranya, terkecuali namrud. Untuk namrud, nyamuk masuk ke kepalanya, tersiksalah ia selama 400 tahun tidak mati-mati. Diceritakan bahwa usaha namrud untuk mengeluarkan nyamuk dari dalam kepalanya sangatlah keras, bahkan dengan menjedot-jedotkan kepala ke tembok.
Setelah peperangan antara tuhan palsu dan Allah SWT yang niscaya kemenangan digenggaman-NYA. Berhijrahlah sang Nabi, dan disana menikah dengan Sharoh. Ibunda Sharoh di ceritakan sebagai seorang perempuan yang kecantikannya tak tertandinggi oleh para perempuan dimasanya.
Cerita yang mengenai, Nabiyullah menyembah Bintang, rembulan dan Matahari sebelum menemukan jawaban Allah sebagi Tuhan Alam Semesta adalah keliru. Yang benar adalah Sang Nabi mencoba menyadarkan kaumnya dengan berdiskusi dan mengambilkan bukti bahwa menyembah bintang, rembulan dan matahari bisa tenggelam. Padahal sifat Tuhan tidaklah demikian, apa jadinya jika tuhan bersifat demikian. Jadi hanya Allah yang patut disembah, Allah pencipta alam semesta.
Karena seluruh Nabi terlindung, terjaga dari kesyirikan dalam bentuk apapun, kapanpun.
Lalu, beliau hijrah lagi kali ini bersama Ibunda Sharoh menuju Mesir, dan disanalah beliau bertemu Ibunda Hajar.
Bersambung....
Wallahu a'lam Bishowab.
****inewstv****
Selasa, 14 Mei 2019
21 hari >= menjelang Idul Fitri 1440 H.
18.40
*
*
*
Segmen Khusus Kisah Nabi
Kisah Nabi Ibrahim as dan Kedua Putra Nabi Ibrahim. (Ke-2)
Bismillahirrahmaanirrahiim....
Nabiyullah Ibrahim, menikah dengan istri pertama Sayyidah Sharoh di Syiam. Kemudian beliau berdua berhijrah menuju Mesir. Saat itu Mesir dikuasai oleh seorang raja yang lalim. Hal itu mengharuskan Nabiyullah Ibrahim mengakui Sayiddah Sharoh sebagai 'ukhti' atau saudara perempuan. Tidaklah bohong sebenarnya Sang Nabi berkata demikian karena memang setiap Muslim adalah bersaudara.
Karena kelalimannya sang raja memisahkan Sayyidah Sharoh dan Nabiyullah Ibrahim. Rupanya dia tertarik dengan kecantikan Sayyidah Sharoh.
Pada saatnya raja hendak menghinakan Sayyidah Sharoh, atau bahasa gaul sekarang berbuat asusila terhadap Sayyidah Sharoh. Sayyidah Sharoh yang pedih hatinya mendapati peristiwa semacam itu dalam kehidupannya, berdoa kepada Allah, kurang lebihnya sebagai berikut : " Ya Allah, sebagaimana yang engkau ketahui aku beriman kepada-Mu, kepada Nabi-Mu, juga telah menjaga kemaluanku demi beriman kepada-Mu, terkecuali kepada suamiku, oleh karena itu Ya Allah jangan biarkan raja lalim ini menghinakan aku."
Sayyidah Sharoh adalah seorang perempuan dengan keimanan yang luar biasa kepada Allah dan Nabi-Nya. Yang secara otomatis hebat dalam menjaga kehormatannya. Oleh karena itu Allah menjawab secara langsung doa beliau, raja lalim itu tak mampu menyentuhnya sedikitpun, malah selain hal aneh yang dia lihat pada Sayyidah Sharoh, yang terjadi tubuhnya kejang-kejang seperti terkena penyakit yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Lalu, dia berjanji tidak akan melakukan hal buruk itu jika Sayyidah Sharoh mau menyembuhkannya. Kemudian Sayyidah Sharoh pun berdoa kepada Allah untuk kesembuhan raja lalim.
Setelah keadaannya baik-baik saja, raja lalim berbuat hal yang sama, dan mendapatkan hal yang sama lagi, tubuhnya kejang-kejang hebat. Lalu sekali lagi ia meminta Sayyidah Sharoh untuk menyembuhkannya. Sayyidah Sharoh pun berdoa kembali dan sembuhlah raja lalim. Kali ini setelah kesembuhannya, raja melepaskan Sayyidah Sharoh, memberinya hadiah berupa emas permata dan memberikan Sayyidah Hajar, sebagai asisten pribadi bagi Sayyidah Sharoh, bahasa kerennya begitu.
Kemudian beliau menemui Sang Nabi, dengan membawa harta dan Sayyidah Hajar. Mereka bertiga kini kembali Baitul Maqdis Palestina. 20 tahun kemudian beliau dinikahkan oleh Sayyidah Sharoh dengan Sayyidah Hajar. Lalu lahirlah Ismail dari pernikahan itu.
Tidak lama setelah kelahiran Ismail. Nabiyullah mengajak Sayyidah Hajar pergi menuju Mekkah. Setelah sampai di tujuannya, Nabiyullah karena kedukaannya beliau tidak bicara ketika meninggalkan dua keluarganya di tempat itu, hanya meninggalkan bekal berupa kurma dan  air dalam wadahnya. Sayyidah Hajar yang terkejut ketika ditinggalkan di daerah yang tak dikenalnya itu, memberondong sang Nabi dengan pertanyaan-pertanyaan.
"Kemana engkau hendak pergi?"
"Kenapa engkau tinggalkan kami di tempat tandus yang tak ada seorangpun disini?"
"Apa ini perintah Allah, kalau demikian yang terjadi tak mungkin kami disia-siakan?"
Hal itu, memberitahu kita bahwa Sayyidah Hajar, bukan perempuan sembarang, kisahnya yang abadi mengajari kita bahwa Barangsiapa bertaqwa, Allah keluarkan ia dari kesulitan, Allah kabulkan doa-doanya.
Sang Nabi menjawab : "Ya" , lalu berdoa, seperti doa yang diabadikan dalam dalam Qur'an, kurang lebihnya sebagai berikut : " Wahai Tuhanku, aku tinggalkan sebagian keturunanku, tanpa seorangpun disana, tapi disamping rumah Engkau, maka karuniakan kepada mereka buah-buahan agar mereka bersyukur kepada-Mu, dan jadikan condong hati siapa saja yang bertemu dengan mereka."
Bayi Nabiyullah Ismail ditinggalkan dekat Rumah Allah, ini mengisyaratkan kepada kita selaku orang tua, berilah atau tempatkan anak-anak kita pada lingkungan yang baik.
Hingga datanglah saat perbekalan telah habis, air susu telah kering. Dimana hal itu membat Sayyidah Hajar sedih dan tergeraklah beliau Sayyidah Hajar, berlari-lari kecil dari bukit Shofa ke Marwa sebanyak 7X. Saat kesedihan yang luar biasa itu, Allah memerintahkan Malaikat Jibril untuk menghentak-hentakkan kakinya agar air memancar, saat Sayyidah hajar melihat air di tempat putranya dibaringkannya, oleh beliau air itu diciduk-ciduk atau tanahnya dikeruk-keruk dengan tangannya, hingga membentuk sumur. Yang terkenal dengan nama sumur zam-zam. Untuk hal ini, Rosulullah Muhammad pernah menyampaikan, "Allah merahmati Ibunda Nabi Ismail yang telah mencidhuk-cidhuk air zam-zam itu, andai Ibunda Nabiyullah Ismail tidak mencidhuk-cidhuknya niscaya menjadi sungai Mekah itu."
Beberapa tahun kemudian menjelmalah Nabiyullah Ismail sebagai anak yang sehat cerdas dan karena didikan Ibundanya yang mulya, mulyalah, kuatlah aqidah dan akhlaq beliau. Doa Nabiyullah Ibrahim dikabulkan Allah, tiap ada yang bertemu mereka berdua merasa sayang bahkan bersyukur dan berterima kasih tersebab air zam-zam yang melegakan kehausan mereka, kini tempat itu tidak lagi tak berpenghuni. Namun ramai oleh para pemukim.
Hingga datanglah waktu yang mendebarkan hati Sang Nabi, seperti yang kita ketahui bersama dengan kedukaan yang sama seperti saat beliau(sang Nabi) meninggalkan Ismail dan Ibunya waktu itu, Sang Nabi mengajak Nabiyullah Ismail ke suatu tempat untuk disembelih. Namun ternyata itu hanyalah ujian dari Allah untuk hamba berduanya yang mulya. Itu menunjukkan kepada kita bahwa jangan bersedih atas ujian Allah, karena tidak akan datang ujian Allah kecuali akan datang kebahagiaan. Ya salaaam.
Nabiyullah Ibrahim dan Nabiyullah Ismail adalah hamba istimewa yang apa kata Allah saja atau bertawakkal kepada Allah, dan Allah tidak pernah mengecewakan hambanya yang berserah diri kepadanya, maka DIA ganti Nabiyullah Ismail dengan Seekor domba berwarna putih, bermata cemerlang dan bertanduk. Sebagian menceritakan bahwa domba pengganti Nabiyullah Ismail adalah domba kurban milik putra Nabiyullah Adam, Habil. Konon katanya domba itu terikat di suatu pohon.
Cerita berikutnya, usia Sayyidah Sharoh 99 tahun dan Nabiyullah Ibrahim 120 tahun saat datangnya 3 malaikat, yakni Jibril, Mikail, dan Isrofil mengkhabarkan berita gembira mengenai kelahiran Nabiyullah Iskha' dan Yaqub. Maksudnya Putra Nabi Iskha' adalah Nabi Yaqub. Dan, tentu saja Sayyidah Sharoh terheran-heran mengingat usianya pun usia Nabiyullah Ibrahim yang telah lanjut. Namun, malaikat menjawab keheranannya, dengan menyampaikan " Apakah kalian merasa heran dengan perkara yang diputuskan Allah?"
Ya, selama engkau beriman kepada Allah, apapun hajatmu pasti dikabulkan.
Amalan Nabiyullah Ibrahim yang 'bisa diadu' adalah penyambut tamu yang baik. Bahkan diceritakan bahwa saat ke-3 Â Malaikat itu bertamu ke rumah, beliau menyajikan daging dari sapi yang gemuk, padahal beliau tidak mengetahui bahwa beliau bertiga Malaikat.
Kemudian Nabiyullah Ibrahim meninggal 20 tahun kemudian, dimakamkan di Hebron Palestina.
Waallahu a'lam bisshowaab.
***inewstv***
Rabu, 15 Mei 2019
20 hari >= menjelang Idul Fitri 1440 H.