karya : A Yusuf Bach
Sungguh malang nasibmu kawan........
puncak yang terbuat dari bebatuan mungkin menjadi sebuah akhir dari perjuanganmu
saat itu bumi sedang bercanda dan tak tau kalau takdir menjemputnya.
kurasa sangat indah semua itu berakhir di puncak
dan membawakan suatu kenangan tersendiri
akan  tetapi memilukan bagi keluarganyaÂ
yang sedang menunggu dirumah..........Â
dengan rasa khawatir............
 resah............
 gelisah.............
 namun arah pulang pu telah berubah telah berubah.
kini hanya ada sebuah kenangan tulisan dari puncak didunia.
dan sebuah tulisan yang bisa mengenang namanu serta perjuanganmu.
dalam mencapai puncak.
namun itulah tuhan yang memberikan terbaik padamu.
mungkin keindaha yang membuat semua orang terpesona melihat sang nirwana dari atas ketinggian
semua orang itu pasti bangga berada dipuncak gunung.
sebenarnya kamu bukan apa-apa dimata sang kuasa.
 ibaratkan kamu hanya sebuah titik tinda.
yang terkadang bisa terhapus dengan cara apapun
 dan tidak mungkin bisa membuatmu terjatuh.
serta pantang arah untuk melewati sebuah lintasan yang berlika-liku
sebuah puisi ini saya ambil dari sebuah pecakapan saya dengan teman saya yang melalui media sosial (WA). dia menceritakan tentang temannya satu hobi meninggal waktu mendaki di gunung yang bertepan di gunung lawu.