Pembuatan sumur resapan ini berada di 2 titik desa, yang pertama berada di halaman balai dukuh Turus dan yang kedua di halaman balai desa Ternyang. Program ini menjadi wujud kelestarian alam yang masih di jaga mahasiswa/mahasiswi Universitas Negeri Malang (UM).
Minimnya kesadaran masyarakat dalam giat konservasi lingkungan hidup kedepanya akan berimbas pada rusaknya ekosistem disekitar. Contoh kecilnya, seperti penggunaan plaster semen untuk menutup halaman rumah dapat memicu terjadinya banjir dan menurunnya kedalaman air tanah.
Oleh karenanya untuk mensiasati tergenangnya air yang sulit meresap, masyarakat dapat membuat sumur resapan.
Sumur resapan tergolong lebih mudah diaplikasikan serta perawatannya yang ringan. Untuk membuat sebuah sumur resapan diperlukan buis beton, batu koral serta penutup beton. Penempatannya pun dapat disesuaikan dengan jatuhnya air hujan (dibawah talang air).
Pembuatan sumur resapan di Desa Ternyang mendapat antusias yang besar dari warga, seperti kutipan dari bapak HD salah seorang warga "di Desa Ternyang sudah memiliki bak sampah yang kalau kita membuang sampah dapat menjadi nilai ketika dikumpulkan, maka sekarang desa ternyang sudah memiliki sumur resapan yang berfungsi sebagai bank air agar dapat mengumpulkan air hujan sehingga dapat manfaatnya di kemudian hari sebagai pasokan air tanah".
Diharapakan dengan pembuatan sumur resapan di dua titik desa ini, banyak warga yang mengikuti sehingga pasokan air tanah di Desa Ternyang akan tetap terjaga.