Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Pembaca Kenangan

23 November 2013   14:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:46 70 1

seringkali diam-diam ia menyelinap ketika dirasanya waktu telah cukup senyap menuju arah belakang rumah itu -rumah yang setia menampung ribuan pendar cahaya dari langit sepi di malam paling sunyi

di jemarinya yang gemetar ia letakkan selembar gambarmu

lalu sembari duduk di sebuah bangku kayu tua, ia hirupi segala wangi yang meruap di sana berasal dari celah rerupa perdu, dari rekah tahun-tahun penuh rindu hal itu telah cukup membuatnya sedikit lega sebelum ia mulai membaca:  kenangan-kenangannya

pada musim-musim yang telah dilewatinya pada jalan-jalan yang telah ia beri tanda

namun, seperti sesuatu yang tampak duka setelah itu ia akan selalu merasa sedih juga hampa mengenang kau- yang tak pernah membaca perasaannya

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun