Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan Pilihan

Potongan Tubuh Itu Membuatku Tahu..

13 Oktober 2014   22:29 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:11 48 0

“Hore!!! Aku diajak ayah naik motor jalan-jalan....”, kata itulah yang selalu ku ucapkan sejak mataku terbuka pagi itu. Ayah sudah seminggu menjanjikan untuk mengajak ku jalan-jalan pada hari jum’at ini. Tepat jam 10 pagi ayah sudah menyuruhku bersiap-siap agar dapat langsung pergi jalan-jalan. Hari itu aku senang sekali karena baru aku dapat jalan-jalan mengendarai motor baru kami. cuaca pagi ini sangat cerah dengan angin semilir aku dan ayah berhenti disalah satu warung makan terbuka dekat jalan raya, aku melihat laut luas yang ada disebelah kanan ku dengan seksama dan kagum akan keindahannya, sampai aku mendengar bunyi yang sangat keras ‘duarghhh’ dan bunyi rem yang berdecit keras. Ketika aku melihat kearah suara itu, aku kaget bukan kepalang ada tubuh laki-laki paruh baya terlentang ditengah jalan bersimbah darah dengan kaki kanan yang sudah terlepas dari tempatnya, dan ketika ku lihat disekitarr bapak itu aku menemukan kaki bapak itu ada dibawah roda truk gandeng yang berhenti tidak jauh dari tubuh bapak itu berada. banyak sekali darah yang berserakan dijalan dan orang-orang yang mulai mengerumunggi tempat kejadian. Aku sangat kaget dengan kejadian yang ada didepan mataku, akupun mencoba untuk memegang erat tangan ayah ku, tapi aku tidak bisa meraihnya, ketika kutoleh ayah yang tadinya ada didepanku kini beliau sudah terduduk dilantai dengan muka mucat dan tubuh yang bercucuran keringat. Aku dekati beliau dan kupegang tangannya, dingin sekali tangan ayahku waktu itu dan ayah langsung menatapku tanpa kekuatan, lalu ayah bersender ditiang yang terbuat dari bambu dipojok warung tersebut. Akupun  mulai menangis melihat ayahku yang sedang dalam keadaan lemas didepanku, dan ayahpun merangkulku dan berkata “ndak apa-apa, ayah g pa-pa habis ini kita langsung pulang ya..”. aku tidak mengerti sama sekali apa yang terjadi dengan ayah ku sehingga beliau mendadak lemas begitu akupun masih tertegun dan kebingunggan dengan apa yang terjadi pada pagi ini sampai kami pulang kerumah. Aku tidak pernah bertanya lebih detail kepada ayah atau ibu apa yang sebenarnya terjadi pada ayah pagi itu. Karena ketika pertama kali kutanya ibuku hanya bilang ayah cuman pusing.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun