Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Dara & Gavin

27 November 2024   20:49 Diperbarui: 27 November 2024   20:51 74 0
Di pagi yang masih sejuk, seorang gadis yang masih dibalut hangatnya selimut itu terbangun. Namun, sebelum beranjak dari tempat tidurnya ia sempat terdiam. Ia tak menyangka dirinya mampu bertahan sejauh ini hingga ia bisa melaksanakan koas. Bahkan, koas yang akan ia laksanakan tinggal tiga bulan lagi. Gadis mandiri yang tinggal sendiri di kosan yang cukup besar bagi seorang gadis.

Dia Aldara Dwi Putri seorang gadis yang saat ini sedang menempuh pendidikan di jurusan kedokteran. Dara, nama yang orang selalu gunakan ketika akan memanggilnya. Ia merupakan anak dari sepasang suami istri yang bernama Abimanyu Wibowo dan Elmira Revalina Putri. Ia juga memiliki seorang kakak laki-laki dan adik perempuan.

Gadis itu pun akhirnya beranjak dari kasurnya dengan seulas senyum tipis di bibirnya. Ia pun segera bersiap untuk pergi ke Rumah Sakit itu sebelum terlambat. Setelah semua perlengkapan lengkap gadis itu pun berangkat bersama dengan teman seperjuangannya selama kuliah, Keisha Aqilah.



Ketika waktu istirahat tiba, saat Dara dan Keisha hendak pergi ke kantin mata Dara terpaku kepada seorang lelaki berseragam loreng dengan tubuh tegapnya. Tanpa di sadari lelaki itu pun ikut menatapnya, hingga akhirnya kedua mata mereka saling bertemu. Menyadari hal itu keduanya langsung berpaling arah, seakan tidak terjadi hal itu.

Melihat temannya yang tiba-tiba terdiam, Keisha berinisiatif mengagetkan Dara.
"DARRR", ucap Keisha dengan nada keras.
"Ehh.. Lo apa-apaan si sha ngagetin aja", jawabnya.
"Lagian lo ngapain diem begitu, liatin apaan deh?", ujarnya penuh kepo.
"H-ha? ngga kok" jawabnya berbohong.
"Hilih bohong banget si, lo liatin cowo yang pakai baju loreng itu yaa?", ucapnya sambil sedikit tertawa jahil.
Dara terdiam tidak menggubris ucapan temannya itu.
"Tapi cowok itu lumayan ganteng loh Dar, cocok juga ni sama lo yang lumayan cantik juga", isengnya.
Dara hanya terkekeh kecil sambil menggelengkan kepala.

Mereka berdua pun langsung ke kantin untuk menuruti kemauan cacing-cacing di perutnya yang terus meminta jatah.

Di sela-sela makannya, Dara masih teringat wajah seorang lelaki berseragam loreng itu. Begitu jelas, lelaki berkulit sawo matang, rambut pendeknya, hidung mancung, serta tubuh tegapnya. Namun dari semua itu, Dara terpaku pada sorot mata tajam lelaki itu. Tatapan tajam itu membuat Dara ingin tahu lebih dalam tentang lelaki itu.

Tidak terasa mereka berdua selesai dengan makanan masing-masingnya. Dara dan Keisha pun melanjutkan tugasnya hingga selesai. Kebetulan hari ini ia tugas sampai pukul empat sore, tapi berbeda dengan Keisha. Temannya itu pulang lebih dulu karena ada satu lain hal di luar tugas koasnya.

Sudah lebih dari satu jam ia menunggu hujan reda, namun sampai pukul 17.30 hujan itu tidak menampakan tanda akan berhenti. Dara bingung karena tidak ada ojek online yang mau mengantarkannya. Tiba-tiba seseorang berdiri di sampingnya, ia lelaki berseragam loreng yang tadi ia pikirkan. Tanpa basa-basi lelaki itu menawarkan untuk mengantar Dara ke kosan nya. Dara pun menerima tawaran lelaki itu.

Tak terasa Dara akhirnya tiba didepan kosan.

"Te-", ucapannya terpotong.
Tak sempat Dara melanjutkan ucapannya, lelaki itu langsung berkata, "Langsung masuk lalu ganti pakaianmu"  
"I-iya", jawabnya gugup.
Saat hendak menanyakan nama lelaki itu, ternyata lelaki itu sudah lebih dulu memperkenalkan dirinya.
"Saya, Gavin Keanu Mahardika. Kamu bisa panggil saya Gavin saja", ucapnya singkat, lalu langsung beranjak pergi dari hadapan Dara.

Di kamarnya Dara terus mengingat kejadian ketika lelaki itu mengejaknya. Ia tidak menyangka lelaki pemilik mata tajam itu bisa bersamanya dalam jarak yang cukup dekat. Ntah mengapa pertemuan singkat itu rasanya ingin ia ulangi.

Gavin Keanu Mahardika. Seorang Perwira Tentara yang begitu tampan dan gagah. Siapapun yang melihatnya pasti akan terpesona kepadanya. Dilihat dari perawakannya, usia Gavin terpaut lebih tua dari umur Dara.

Ia kini mengetahui sosok pemilik mata tajam itu, Gavin.  Bahkan, saat hendak tidur pun Dara terus membayangkan sosok lelaki itu. Sejak sepasang matanya bertemu dengan mata Gavin, ia merasa ada hal yang berbeda saat menatapnya.



Sejak pertemuan kemarin, Dara selalu melihat Gavin rutin datang ke Rumah Sakit. Tidak tahu apa yang dilakukan lelaki itu, tapi semenjak hari itu mereka selalu beradu tatap. Terkadang Dara selalu mencari keberadaan Gavin ketika waktu istirahat tiba. Kehadiran Gavin itu membuat Dara semakin semangat melakukan koas. Tetapi diantara keduanya tidak ada yang niatan untuk saling mengenal bahkan sekedar tegur sapa pun tidak.

"Ekhmmm", ucap Keisha sambil menyenggol bahunya.
"Hah? Kenapa Sha?", tanya Dara.
"Diliatin mulu tuh om-om kalo suka bilang aja napa, Dar. Nanti keburu di ambil yang lain tuh", ucap Keisha meledek.
"Dih, apaan sih lo", jawabnya ketus.

Mereka hanya saling kagum dalam diam tanpa mengutarakan isi hati mereka, pikir Keisha.

Tidak terasa koas yang ia lakukan kini sudah selesai yang kemudian ia pun harus lanjut ketahap selanjutnya untuk mengejar gelar dokternya itu. Namun, kini Dara bingung antara sedih dan senang. Sedih karena ia takut akan kehilangan sosok pemilik mata tajam itu, senangnya karena ia bisa lanjut ke tahap berikutnya dengan lancar.

Semenjak koasnya nya berakhir Dara sudah tidak melihat lagi sosok pemilik mata tajam itu. Namun, rasanya kepada lelaki itu tidak pernah luntur. Bahkan, Dara selalu berahap bertemu lagi dengan Gavin di ketidaksengajaan berikutnya bahkan lebih lama lagi. Dara melalui hari-hari biasanya dan mulai membiasakan diri lagi.

Beberapa tahun kemudian...

Kini, Aldara Dwi Putri sudah menjadi seorang dokter muda yang sangat sukses. Semua pencapain Dara satu persatu ia wujudkan. Namun, dibalik sukses nya Dara ini belum membuatnya puas. Dara masih menunggu kehadiran lelaki itu. Ia Gavin. Bahkan, sekarang ia bekerja di Rumah Sakit semasa ia koas dulu pun tak membuatnya bertemu dengan pemilik mata tajam itu.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun