Bila kita bicara awal mula adanya sajak/puisi dan syair-syair indah maka tidak terlepas dari peranan para tokoh-tokoh yang hobinya menokoh(Walid bin Mughirah) mencoba menandingi ketajaman makna Al Quran, mencoba menalar dengan fikirannya sendiri, dan mencoba menyama-nyamakan perkatan indah(puisi,sajak dan lain sebagainya) dengan Kallamullah(Ayat Al Quran). Dari sejak masa keturunan Nabi Yaqub, syair, sajak maupun puisi sudah ada, tidak lain tidak bukan bersumber dari relung hati manusia yang duniawiah jahiliyah. Seiring dengan berkembangnya jaman maka" seiring itu pula Puisi,Sajak dan Syair-Syair indah menjadi landasan munculnya para tokoh yang mengaku Motivator. Dikarenakan Aqal dan daya nalar manusia saat ini sudah bergeser dalam bentuk-bentuk budaya buatan manusia, maka larislah, lakulah dan diterimanya sang Motivator bersama Syair-Syairnya plus sang Puitis yang laris manis, saking larisnya melupakan asal-usulnya. Sedikit sebagai bahan renungan untuk kita semua. (Q.S 36/Yaasiin ayat 69)
Dan Kami tidak mengajarkan syair kepadanya (Muhammad) dan bersyair itu tidaklah layak baginya. Al Quran itu tidak lain hanyalah pelajaran dan kitab yang memberi penerangan.
KEMBALI KE ARTIKEL