Stereotip seorang dosen yang galak dan tegas seringkali dihubungkan dengan suasana kelas yang tegang dan intimidatif. Namun, dalam kasus dosen yang saya hadapi, ada kehangatan yang muncul di antara lapisan-lapisan ketegasannya. Bahkan ketika menjawab pertanyaan dengan gaya yang agak ngeles sambil tertawa-tawa, dia berhasil membawa kesenangan dalam pembelajaran. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan: mengapa pengalaman dengan dosen ini justru menyenangkan meskipun sikapnya yang keras?
Celotehan yang diucapkan pada saat di tengah-tengah pembelajaran dengan suasana yang tegang membuat saya kebingungan untuk tertawa atau tidak. Pada akhirnya pun saya lebih memilih tertawa karir karena celotehannya, tidak berani untuk tertawa terbahak-bahak karena saya takut tugas saya ditambahkan oleh beliau dan jika saya tidak tertawa saya juga takut dikira ga paham dan hanya sebagai mahasiswa yang hadir hanya untuk absen, padahal emang kadang-kadang celotehannya terkadang tidak lucu menurut saya.
Dosen ini memiliki perbedaan yang dirasakan oleh saya sendiri. Pada pertama pertemuan kuliah beliau langsung memberikan tugas yang berjangka panjang dan diulangi setiap minggunya. Hal ini membuat suasana menegangkan sambil berkata dalam hati “Buset baru aja masuk kelas udah ditimpa tugas”.
Dosen yang keras dan tegas seringkali memiliki standar yang tinggi dan ekspektasi yang besar terhadap kinerja mahasiswa. Mereka mungkin memberikan tugas-tugas yang terasa berat dan di luar nalar, mendorong mahasiswa untuk keluar dari zona nyaman mereka. Meskipun pada awalnya terasa menantang, hal ini pada akhirnya memperluas pemahaman dan keterampilan kita. Dalam kasus dosen saya, setiap tugas yang diberikan selalu menyisipkan elemen kejutan dan kreativitas, sehingga memicu rasa ingin tahu dan minat yang mendalam terhadap subjek yang diajarkan.
Tugas yang diberikan terkadang tidak masuk di akal saya sebagai mahasiswa apakah bisa menyelesaikannya dengan baik dan sesuai dengan apa yang dimaksud beliau. Namun, jawaban dari beliau yang sambil tertawa meledek membuat saya semakin bingung apakah ini tugas bener ditugaskan atau hanya keisengan dosen ini. Di akhir menjelaskan tugas yang diberikan beliau selalu mempertanyakan “Apakah ada yang belum dimengerti?” perkataan tersebut membuat saya berpikir oh ternyata ini beneran ditugaskan. Dengan beliau yang selalu menjawab apa yang kita bingungkan dan pertanyakan membuat saya yakin bisa untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh beliau.
Setiap saya mengerjakan tugas yang diberikannya saya selalu bertanya-tanya “Apakah ini benar?” “Apakah ini yang dia mau?”, saya selalu mempertanyakan ke diri sendiri dan teman-teman. Tetapi, saya harus yakin bahwa tugas yang saya kerjakan sudah sesuai dengan yang disuruh oleh beliau, saya selalu menanamkan prinsip “Namanya juga belajar mau salah terus diomelin yaudah gapapa”. Setelah saya pikir-pikir selalu ada kesalahpahaman mengenai tugas yang diberikan oleh beliau, yang padahal saya sudah mencatat sedetail mungkin sesuai dengan perkataan yang diucapkan oleh beliau, mencocokan catatan dengan teman-teman dan mempertanyakan kembali disetiap kesempatan yang diberikan, tetapi tetap saja selalu ada kesalahpahaman. Hal ini membuat saya berfikir dosen ini selalu memberikan tugas yang berbeda setiap minggunya. Namun, jika ada kekeliruan atau ketidaksesuaian dengan catatan saya, saya langsung mengingatkan dengan perasaan jantung berdebar terasa sebentar lagi copot.
Ketegasan dosen juga membawa disiplin yang diperlukan dalam proses pembelajaran. Meskipun terkadang terdengar ngeles dan menjawab pertanyaan dengan gaya yang menggelitik, sebenarnya itu merupakan cara dia mengajak kita untuk berpikir lebih kritis dan analitis. Saya menyadari bahwa di balik senyumnya yang terkadang terkesan mengejek, terdapat niat baik untuk memotivasi kami dan membantu kami tumbuh sebagai individu yang lebih baik.
Banyak pelajaran baru yang saya dapatkan setelah diajarkan beliau kurang lebih 4 bulan ini, saya menjadi tau proses membuat berita dari nol sampai terbit berita tersebut, mencari narasumber yang begitu sulit, dan saya memiliki pengalaman podcast di tempat yang sangat memadai dan dibantu oleh orang-orang profesional.
Pada akhirnya, hubungan yang saya bangun dengan dosen ini didasari oleh saling pengertian dan rasa hormat. Meskipun sikapnya terkadang menakutkan, saya menyadari bahwa itu semua merupakan bagian dari upaya beliau untuk menuntun kami ke arah kesuksesan.
Dalam dunia pendidikan, stereotip tidak selalu mencerminkan keseluruhan gambaran seseorang. Pengalaman saya dengan dosen yang memiliki citra galak dan tegas mengajarkan saya untuk tidak cepat menilai orang dari penampilan luar saja. Di balik sikapnya yang keras, terdapat kehangatan dan kebijaksanaan yang mungkin terlewatkan oleh banyak orang. Melalui pengalaman ini, saya belajar untuk menghargai beragam gaya mengajar dan kepribadian dosen, serta memahami bahwa belajar tidak selalu harus serius dan tegang, tetapi juga bisa menyenangkan dan penuh dengan kejutan.
Banyak cerita yang beliau bentuk tanpa disadari, banyak kenangan di setiap mata kuliah berlangsung bersama beliau. Tugas yang kalau diceritakan cukup ribet karena dosen yang memberikan dengan suasana tegang dan cepat, memberikan deadline yang relatif cepat. Hal tersebut membuat saya semakin yakin sesulit apapun tugasnya pasti akan selesai apalagi jika dosen membantu dengan rasa yang menyenangkan.