Mohon tunggu...
KOMENTAR
Travel Story Artikel Utama

Penyakit Pesisir di Kampung Sehat?

3 Mei 2015   05:36 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:26 117 2
“Ada sebuah hal yang menarik, coba cari tau kenapa orang Bugis gemar merusak lingkungan?” ujar seorang teman saat membuka diskusi kecil yang kami lakukan di Kampung Buku (@kampung_buku) beberapa bulan yang lalu. “Yah manuskrip yang orang Bugis sakralkan pun, La Galigo memaparkan demikian, jauh sebelum hutan Kalimantan dibabat habisi oleh orang-orang Bugis perantau di sana, bagaimana dalam manuskrip tersebut sebuah pohon besar, Welenreng yang terletak di muara Sungai Mangkuttu ditebang oleh pangeran kerajaan yakni Sawerigading untuk dijadikan kapal besar menuju Cina bertemu We Cudai sebagaimana yang disarankan We Tenriabeng.” Lanjut teman melengkapi argumen pembukanya tersebut. Dikisahkan pada manuskrip klasik La Galigo milik suku Bugis, Welenreng pohon paling besar dan suci yang ukuran lingkaran batangnya tujuh ribu depa (kbbi: ukuran sepanjang kedua belah tangan mendepang dari ujung jari tengah tangan kiri sampai ke ujung jari tengah tangan kanan) dan tingginya tiga ribu depa tersebut, saat tumbang dipatahkan ego sang sang pangeran Kerajaan Luwu memiliki dampak yang sangat besar terhadap lingkungan sekitarnya. Sarang-sarang burung di atas pohon tersebut berhamburan, pohon-pohon kecil di sekitarnya patah tertimpah, serta sungai-sungai dekat pohon tersebut menjadi kering akibat hempasan Welenreng yang keras saat jatuh ke tanah.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun