Selain itu, bahan bangunan yang digunakan dalam pembangunan shelter emergency dirancang agar ringan dan mudah diangkut. Dengan demikian, tidak diperlukan penggalian atau perusakan besar-besaran terhadap lingkungan sekitar. Keberlanjutan juga menjadi perhatian utama dalam pembangunan shelter emergency. Mereka memiliki karakteristik sementara dan hanya digunakan dalam keadaan darurat. Setelah keadaan darurat berlalu, shelter tersebut akan dibongkar dan area yang digunakan akan pulih secara alami. Dengan demikian, tidak ada dampak permanen yang merusak alam.
Selanjutnya, dalam perencanaan dan implementasi shelter emergency, aspek lingkungan dalam jangka panjang menjadi pertimbangan penting. Tindakan seperti pengelolaan limbah, pemulihan area yang terganggu, dan edukasi kepada pendaki tentang praktik pendakian yang bertanggung jawab dilakukan untuk memastikan kelestarian ekosistem alam tetap terjaga. Hal ini mencakup penerapan kebijakan pengelolaan limbah yang baik, penggunaan sumber daya alam yang berkelanjutan, dan promosi kesadaran lingkungan kepada semua pihak yang terlibat.
Dengan komitmen terhadap pelestarian alam dan penerapan langkah-langkah yang bertanggung jawab, pembangunan shelter emergency di gunung dapat dilakukan tanpa merusak atau mengganggu ekosistem yang ada. Langkah-langkah ini menegaskan bahwa perlindungan dan keselamatan manusia dalam situasi darurat dapat dicapai tanpa mengorbankan kelestarian alam. Dalam menghadapi tantangan darurat, kita dapat menjaga keseimbangan antara kebutuhan manusia dan pelestarian lingkungan untuk memastikan keindahan alam di gunung tetap terjaga untuk dinikmati oleh generasi mendatang.