Beberapa hari yang lalu, Bangsa Indonesia memperingati hari Pahlawan untuk kesekian tahunnya. Kita mengenang jasa-jasa orang yang sudah berjuang merebut kemerdekaan Republik Indonesia, sehingga saat ini kita menikmati hasil perjuangan mereka.
Jika dulu para pahlawan kita berjuang mengangkat senjata, bagaimana dengan kepahlawaan jaman sekarang.? Difinisi kepahlawan adalah indentik dengan pengorbanan. Sosok seseorang yang mampu berbuat untuk kepentingan orang lain, dengan tidak memerdulikankepentingan/keselamatan dirinya. Kepahlawaan jaman modern ini bisa dilakukkan dalam banyak jenis, yaitu seseorang yang menjadi pahlawan dalam berjuang mempertahankan sesuatu hal penting untuk orang banyak, pahlawan yang berjuang memajukan perusahaan, dan pahlawan yang berjuang membangun kejayaan negara.Sosok pahlawan bukan lagi hanya sebagai pejuang yang berperang mengangkat senjata melawan musuh. Sekarang kita diwajibkan untuk menjadi pahlawan dalam keluarga dan masyarakat.
Gelar kepahlawaan dalam kontek kehidupan modern, tidak perlu menunggu orang tersebut meninggal dunia, baru gelar pahlawan tersebut disematkan pada namanya dan diabadikan sebagai nama jalan dan sebagainya. Saat ini banyak gelar kepahlawaan diberikan untuk memberi penghargaan dan sebagai suri teladan untuk masyarakat atas perbuatan yang masuk dalam katagori kepahalwaan, contoh secara Internasional gelar “CNN HERO” Indonesia meraihnya melalui Kapten Budi Soehardi yang pantas disematkan sebagai pahlawan dengan dedikasi kemanusiaannya, menampung dan memelihara anak-anak terlantar di Kupang.
Sayangnya dari semua kepahlawaan, biasannya sejalan dengan waktu. Semua perjuangan/pengorbannan yang sudah diberikan menghilang dari ingatan generasi selanjutnya, demikian juga dalam kontek pejuang yang membesarkan satu perusahaan, ketika perusahaan tersebut baru berdii,dibutuhkanlah pengorbanan dari banyak orang yang terlibat didalamnya, tetapi begitu perusahaan tersebut berjalan dan sukses diraih, maka orang-orang lama yang sudah berdedikasi tersebut, dilupakan! Mereka digantikan oleh orang baru yang tidak tahu menahu sejarah pembangunan dari perusahaan tersebut, dan menikmati manisnya sukses yang mana berasal dari perjuangan generasi sebelumnya.
Pahlawan kejiwaan
Banyak penemuan yang saat ini membantu kehidupan kita, berasal dari perjuangan, kegigihan dari generasi di masa lalu. Bagaimana kita bisa menikmati listrik untuk semua peralatan modern ini, jika tidak ada Thomas Alfa Edison, demikian juga dengan penemuan-penemuan lainnya.
Kepahlawaan jaman sekarang, tetap sangat diperlukan, terutama untuk generasi lanjutan. Kita bicara dalam kontek kelompok hidup yang paling kecil, yaitu keluarga, difinisi kepahlawaan wajib dilakukan oleh orang tua untuk anak-anaknya, suri teladan dalam segala hal harus diperjuangkan untuk bisa dilaksanakan, kepahalwaan dalam membangun keluarga sehat sejahtera, kepahlawaan dalam sikap moral, mental positif dan budi pekerti.
Khusus untuk pelajaran budi pekerti bukan saja harus diberikan oleh guru disekolah, bukan hanya sebatas mata pelajaran, tetapi diterapkan dalam kehidupan. Dan budi pekerti lebih indentik pada kecontohan, keteladanan yang mana lebih pada praktik langsung bukan hanya teori. Sayangnya Kurikulum pembelajaran di sekolah-sekolah yang ada di tanah air kita ini, sangat jauh berbeda dengan negara-negara maju lainnya. kita melihat bagaimana anak-anak setingkat Sekolah Dasar sudah sangat berat, membawa tas berisi buku-buku dan pulang dengan setumpuk pekerjaan rumah yang membuatnya lelah di rumah, setelah kelelahan di sekolah, maka terjadilah kelelahan fisik yang mengikis kesehatan psikis anak, sehingga membuatnya frustasi dan minta perhatian orang tua dan masyarakat dengan prilakunya yang salah tingkah.
Tata cara pola ajar mengajar yang sangat jauh berbeda dengan negara maju yang lebih mengutamakan keharmonisan jiwa anak didiknya. Dimana tempat ini menjadi wadah dalam kehidupan seorang anak yang sedang tumbuh menuju dewasa. Negara maju lebih menitik beratkan pola interaksi praktik langsung dua arah dalam keseharian, sedangkan Indonesia lebih menerapkan teori, dengan pola interaksi searah. Siswa diwajibkan mengikuti peraturan, sedangkan pihak pengajar tidak dilibatkan dalam pelaksaaan peraturan, pola asuh asah yang masih berpola pada ‘kecongkakan’ pihak yang lebih tua, yaitu sosok guru, sosok orang tua.
Kita harus belajar mengubah sesuatu dengan cara pandang yang berubah, tentang membuat dan menerapkan pelaksanaan peraturan. Pihak guru dan orang tua harus bisa berpikir bijaksana untuk tidak sekedar menjadi sosok pembuat peraturan, tanpa mau mendapat sanksi dari pelanggaran yang dibuatnya. Contohnya: anak-anak tidak boleh terlambat masuk sekolah, sedangkan guru banyak yang terlambat.
Orang tua melarang anak untuk merokok, dan larangan tersebut diucapkan ketika dia menyulut rokok di mulutnya. Bagaimana pihak yang dimasukan untuk mengikuti peraturan bisa mematuhinya?, ketika pembuat peraturan melanggarnya. Wayne Dyer yang mengatakan “Jika anda mengubah cara melihat sesuatu, maka makna dari sesuatu yang anda lihat itu juga akan berubah”