Oleh karena itu, sungguh kerdil bangsa ini dan sekaligus pengecut bila dalam Pilpres ini justru saling menghujat dan menjatuhkan lawan dengan kampanye hitam, padahal masing-masing pasangan adalah saudara kita sebangsa dan setanah air. Mereka adalah orang-orang yang terpilih dari jutaan penduduk Indonesia, oleh karena itu, mengapa kita sebagai pendukung salah satu capres dan cawapres mesti ribut dan mengungkit-ungkit masa lalu yang kelabu. Apa untung dan manfaatnya dengan saling menghujat?.
Kita harus menjadi bangsa yang besar dengan saling menghormati perbedaan pilihan, saling menghormati agama dan kepercayaan, bila terus menerus saling menghujat dan memojokkan, kapan kita akan maju menjadi bangsa yang hebat dan bangsa yang besar?
Mari belajar pada saat pendiri bangsa Indonesia melawan penjajah Belanda, mereka bersatu dan melawan penjajah Belanda yang akan kembali menguasai bangsa dan tanah air Indonesia, namun semua bangsa dan suku dari sabang sampai merauke bangkit melawan penjajah. Teriakan "Merdeka atau Mati" adalah ucapan yang menakutkan penjajah Belanda, sehingga persatuan dan kesatuan bangsa mampu mengusir penjajah dari tanah air!
Nah, sekarang kita sama-sama memili presiden dan wakil presiden bangsa kita sendiri, sama-sama ingin memajukan negara ini, kenapa mesti saling menghujat dan mengungkit-ungkit kejelekannya?
Saatnya kita menunjukkan kedewasaan sebagai bangsa Indonesia di tengah percaturan dunia. Pilpres tidak perlu menimbulkan gejolak, apalagi saling menghantam dengan perkataan yang menyakitkan. Pilihlah pasangan yang menurut anda sesuai dengan visi dan misinya yang anda harapkan. Anda memberi penilaian negatif kepada salah satu pasangan, berarti pikiran anda picik, kerdil dan anda tidak ada arti apa-apa cuma bicara doang!
Tunjukkan kedewasaan sebagai bangsa besar dan tidak perlu menghujat kepada salah satu pasangan!