Efek lirik lagu bagi setiap orang tentunya berbeda-beda. Ada lirik lagu yang membuat seseorang bahagia, gembira, atau semangat, tetapi bagi orang lain justru lirik lagu sama membuat sedih, gallaw, atau marah. Lirik lagu yang sama bahkan tidak berpengaruh apa-apa pada orang-orang yang berbeda. So…suasana hati sangat menentukan pada berpengaruh atau tidaknya suatu lagu pada seseorang.
Saya adalah penikmat musik biasa dan cenderung awam pada pengetahuan dunia musik. Tetapi saat kini menyimak lagi lagu-lagu pop masa kini, rasanya kok ada yang kurang begitu…kurang greget, terutama dari segi lirik-liriknya, kalau masakan mungkin bisa disebut kurang tasty, kurang lezat, yang bisa jadi karena kurang bumbu. Kurang deh rasanya…jadilah agak hambar…
Ada satu grup band lawas yang paling bisa saya nikmati kekuatan liriknya, dia adalah lagu-lagu karya grup band Sheila on 7, terutama pada album mereka di awal-awal. Grup band yang beken pada tahun 99-an, ini persis naik daun ketika ketika sy masih mahasiswa. Lagi jomblo-jomblonya hihih….
Saat itu album pertamanya adalah “Sheila on 7”. Dirilis pada tahun 1999 yang merupakan debut album Sheila on 7 di blantika musik Indonesia. Album ini sendiri mengusung hits single Dan, Kita, J.A.P, dan Anugerah Terindah Yang Pernah Kumiliki. Sheila on 7 salah satu band yang membangkitkan kembali era band muda di Indonesia pada awal millenium baru.
Coba saja simak lirik lagu “Perhatikan Rani” tentang seorang kakak perempuan yang mulai dewasa. Ada lagu “just for my mom” yang bercerita tentang semangat seorang anak muda dalam menjalani hidupnya berkat semangat dari sang mama. Tapi untukku yang paling berkesan dari album ini adalah lagu “Dan”.
Dan…
Pabila esok, datang kembali
Seperti sediakala di mana kau bisa bercanda
Dan…
Perlahan kaupun, lupakan aku, mimpi burukmu
Dimana t’lah kutancapkan duri tajam
Kaupun menangis, menangis sedih
Maafkan aku…
Dan…
Bukan maksudku, bukan inginku melukaimu
Sadarkah kau di sini ku pun terluka
Melupakanmu, menepikanmu
Maafkan aku…
(Dan, So7)
Begitulah, lirik-lirik lagu So7 sangat dalam, menghunjam, tentu saja terutama bagi mereka yang suasana hati atau kisah hidupnya sama dengan lirik-lirik lagunya. Memang jika saja itu lagu-lagu cinta maka yang mendengarnya bisa ikutan berbunga bunga. Jika itu lagu patah hati, maka yang mendengarnya pun ikutan sedih. Coba simak berikut ini lirik-lirik lagu So7 yang lainnya.
Sebuah Kisah Klasik
Jabat tanganku, mungkin untuk yang terakhir kali
Kita berbincang tentang memori di masa itu
Peluk tubuhku usapkan juga air mataku
Kita terharu seakan tidak bertemu lagi
Bersenang-senanglah
Kar’na hari ini yang ‘kan kita rindukan
Di hari nanti sebuah kisah klasik untuk masa depan
Bersenang-senanglah
Kar’na waktu ini yang ‘kan kita banggakan di hari tua
(Sebuah Kisah Klasik, So7)
Ada juga lagu yang populer banget dari So7, yaitu Sephia. Bercerita tentang kekasih gelap, kata “Sephia” sampai sekarang masih dipakai untuk menggantikan kata “pacar gelap”.
Sephia
Hey, Sephia
Malam ini ku takkan datang
Mencoba tuk berpaling sayang dari cintamu
Hey, Sephia
Malam ini ku takkan pulang
Tak usah kau mencari aku, demi cintamu
Hadapilah ini
Kisah kita takkan abadi
Reff
Slamat tidur kekasih gelapku oh Sephia…
Smoga cepat kau lupakan aku
Kekasih sejatimu takkan pernah sanggup
untuk melupakanmu
Slamat tinggal kasih tak terungkap oh Sephia…
Smoga kau lupakan aku cepat
Kekasih sejatimu takkan pernah sanggup
untuk meninggalkanmu
Hey, Sephia
Jangan pernah panggil namaku
Bila kita bertemu lagi di lain hari
Hadapilah ini
Kisah kita takkan abadi
Anugerah Terindah Yang Pernah Kumiliki
Melihat tawamu
Mendengar senandungmu
Terlihat jelas di mataku
Warna-warna indahmu
Menatap langkahmu
Meratapi kisah hidupmu
Terlukis jelas bahwa hatimu
Anugerah terindah yang pernah kumiliki
Sifatmu nan s’lalu
Redahkan ambisiku
Tepikan khilafku
Dari bunga yang layu
Saat kau disisiku
Kembali dunia ceria
Tegaskan bahwa kamu
Anugerah terindah yang pernah kumiliki
Belai lembut jarimu
Sejuk tatap wajahmu
Hangat peluk janjimu hooo,.,
Belai lembut jarimu
Sejuk tatap wajahmu
Hangat peluk janjimu
Anugerah terindah yang pernah kumiliki
Saya suka membandingkan lirik-lirik lagu So7 dengan sajak-sajaknya Sapardi Djoko Damono. Dua-duanya hebat, sama-sama puitis. Coba simak yang berikut ini:
tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu
tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu
tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu
(Hujan Bulan Juni, Sapardji Djoko Damono)
AKU INGIN
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
(Sapardji Djoko Damono)
Pada Suatu Pagi Hari
Maka pada suatu pagi hari ia ingin sekali menangis sambil berjalan tunduk sepanjang lorong itu. Ia ingin pagi itu hujan turun rintik-rintik dan lorong sepi agar ia bisa berjalan sendiri saja sambil menangis dan tak ada orang bertanya kenapa. Ia tidak ingin menjerit-jerit berteriak-teriak mengamuk memecahkan cermin mambakar tempat tidur. Ia hanya ingin menangis lirih saja sambil berjalan sendiri dalam hujan rintik-rintik di lorong sepi pada suatu pagi
(Sapardji Djoko Damono)
Demikian, selamat bernostalgia!
***
Hotel Kaisar-Jakarta, 7 Desember 2012