Kebiasaanku, secarik kertas puisi dengan di temani secangkir kopi di atas meja untuk menyambut pagi dengan tubuh duduk di atas kursi, membayangkan suatu saat diriku mempunyai istri.
"Selamat pagi ayah" itulah kata-kata pagi yang selalu terngiang di kepala.
"Pagi juga mah. Seperti biasa secangkir kopi ya mah"
Setiap pagi bahagiaku hanya dengan imajinasi, bayangan yang ku ingin seharmonis ini, bahagia, senang, tersenyum, tapi bukan hari-hari pagi seperti sekarang, kayak orang gila.
Seketika diriku bangkit dari kursi untuk pergi menjalani lika liku kehidupan ini. Hidup dengan penuh rasa sakit, resah, dan gelisah dibarengi bahagia, damai, dan nikmat, semua itu tercampur lengkap di dalam cinta.
"druddddruddddruddd....."
Jam weker menunjukan angka 06:30 saatnya diriku bangkit dari rebahan, untuk pergi mencari sesuap nasi, untuk diriku dan masa depanku, tapi bukan itu yang ku takuti.
"Hallo Kevin... jam berapa sekarang?"
Itu bosku yang marahnya menakutkan kayak kunti, ya.. aku telat.
O...iya namaku Kevin, aku cowok melankolis, hujan adalah bahagiaku, sakit hati adalah makanan sehari-hariku, kau tahu kenapa? Karena Naura selalu menolakku, bentar, bosku marahnya belum selesai.
"Kevinn.. kau tahukan sekarang jam berapa?"
"Jam 7.30 bu " dengan raut muka tegang.
"Kau tau sekarang kau telat?"
"iya ibu" masih tegang.
"Berapa kali ibu bilang jangan telat!!! Kamu dengar enggak dari kemarin ibu ngomong terus di depan muka membosankanmu itu!!! Kalau karyawanku semuanya seperti kamu bangkrut perusahaan ibu!!!"
"Maaf bu, maaf" muka yang memelas.
"Kali ini ibu maafkan, kalau seperti ini terulang satu kali lagi, ibu kasih SP3 kau!!!"
"Iya bu janji saya tidak akan telat lagi" dengan tegas.
Bosku Namanya Wina, panggilanya Ibu Wina, dia masih muda. sebenarnya dia tidak galak seperti yang telihat, tapi itu gara-gara dia diputusin pacarnya, ketika dia lagi sayang-sayangnya, kau tahu lahh rasanya gimana, mungkin dia ingin melampiaskan kekesalan, makanya anak buah menjadi sasaran.
***
Saatnya melihat bidadari di ruang kerja yang ku tempati, dia imajinasiku yang selalu muncul setiap pagi, pasti memecahkan konsentrasi saat kerjaku, tak ada yang bisa mengobati, mungkin kalau dia menyemangati bisa dipertimbangkan menjadi obat konsentrasi, semoga dia peka soal isi hati diriku.
Kalau ku rasakan, banyak relung hati yang sudah diisi penuh oleh dia, tapi dia belum mengambilnya, mungkin diriku juga belum berani menawarkannya, keberanianku menolak untuk menyatakan cinta, iya.. diriku pengecut, bukan dia yang menolaknya tapi diriku sendiri yang menolaknya tanpa alasan.
Iya Naura, teman kantorku, cantik, baik, lucu, menggemaskan, ya segalanya lahh.. yang ku tahu dia salah satu kesempurnaan yang diciptakan tuhan, untuk mewakili berjuta-juta wanita, kalau disebut dia ratunya di dalam kerajaan wanita di dunia, cinta ini telah membutakan, mata dan pikiranku tapi bahagia tidak bisa diungkap dengan kata-kata, karena indra terbungkam oleh cinta.
"Hallo Vin?"
Walah kata "hallo" sudah menggetarkan hati, serasa dunia ini milik sendiri, haduhh.. sungguh bahagia luar biasa huhhh... Tarik nafas dulu.
"Iya hallo ra"
"vin, lo sekarang kelihatan lebih ganteng dari biasanya, duhhh....gua suka melihat lo sekarang" Ketawa kecil.
"ouhhh yahhh.... Hahah....emmm..."
Bencana sudah hatiku bahagia yang tak terbayangkan, tsunami sudah laut cinta ini, menerjang semua kekesalan, kedengkian, dan kesakitan, masuk kedalam kebodohan cinta, perbudakan cinta, dirimu mau apa? Di suruh matipun, di laksanakan.
Budak cinta mengambil alih semua tubuh ini, dengan kata-kata tidak biasa, keluar dari mulut perempuan yang  ku cinta, nikotin cinta menjalar ke seluruh tubuh, dengan keinginan, melindungi, menyayangi, menikahi dan memiliki tuk selama-lamanya.
"ehhh.... Ngga, boong hahahahah...., ke geeran luu..."
Bahagia kandas seketika, menyebar kesakitan kemana-mana, begitu juga laut cinta habis dilanda kekeringan, seperti di atas langit ketujuh jatuh ke permukaan bumi, hati menangis, badan pura-pura bertahan untuk tidak roboh.
Pikiran kacau, hati gundah, mati rasa, pohon cintapun tumbang menjadi bibit kembali, tapi tak benci masih mencintai, mulai mananah kembali untuk sadar diri, kalau dirnya gak salah, karena seorang pengecut yang salah.
Ingin kumaki-maki diriku sendiri, inginku tampar wajahku, untuk bilang "sadar woy lo cinta, lo sayang ungkapkan tolol, gak susah, cuma bilang 'AKU CINTA KAMU' huhh....." kayak hidup dan mati saja, untuk bilang itu.
Rasaku sudah ku pendam lama, dari pertama ku melangkah di tempat ini membangun pondasi cinta, sampai disaat ini terbangunya rumah cinta, tapi sayang rumahnya belum ada cahaya , ketakutan akan pembuatan cahaya yang gagal dan padam untuk selama-lamanya.
Dengan sakit hatiku duduk dikursi mengerjakan seketsa pondasi rumah clien, karena permintaannya harus selesai hari ini juga, cuma konsentrasiku pudar, atas kesakitan candaan Naura mempermainkan suka pada diriku. Mungkin aku juga menanggapinya terlalu serius.
Setengah seketsa telah dikerjakan, ku bangkit dari kursi dan saat melihat jam ternyata sudah menunjukan angka 12.00 saatnya istirahat dengan berambisi ingin mengajak makan Naura bareng, saat itu diriku menuju kursinya dengan muka gerogi, tangan gemetar, hati bedegup tak karuan, saat sampai.
"Nau..."
"Naura......"
Ternyata ada yang nyelip suaraku dari belakang, dia lebih keras.
"Naura... makan bareng yu" kata Haikal
Ya dia adalah sainganku tuk dapatkan Naura, dia lebih berani daripada diriku adalah pengecut, mungkin Naura lebih suka pada Haikal, tak taulah.. karena Haikal juga udah lama dengan Naura tapi belum ada kabar mereka pacaran.
"Ayoo..."
Seharianku galau dan galau tadi pagi galau sekarang galau, ya inilah makanan sehari-hariku, tuhan begitu tak adil akan diriku, sakit dan sakit dalam hidupku, tak ada hal lain yang buat diriku bahagia, selain kata-kata Naura pagi tadi. Sekarang terpaksa diriku makan sendiri.
Begitu hening kehidupan, seakan-akan tidak mau bertemu denganku, tak ada belaian yang membangunkanku dari keterpurukan, cinta yang bertepuk sebelah tangan makin hari makin sakit. Disebuah caffe ku melamun di depan secangkir kopi, dengan berbagai imajinasi menghampiri meja dan tempat duduku, Naura lagi Naura lagi itulah.
***
Hari ini diriku sampai malam untuk mengerjakan seketsa clien, karena besok pagi waktunya presentasi, ya... biasa malam ini hening, gelap sesuai dengan kondisiku sekarang dan berharap tidak ada siapapun, makanya ku teriak di dalam kantor.
"aaaaaaaaaaahhhhhhhhhhh"
"lo ngapain vin?"
Bego, kirain gak ada siapa-siapa, ternyata Naura masih dikantor haduhh.... Malu gua, gak keliatan sihh mejanya ditutupi.
"ehhh Naura kirain udah pulang lo?" malu-malu
"belum, kerjaan gua masih numpuk, ehh iya tadi ngapain lo teriak-teriak kaya orang gila aja?"
"ngga, biasa selesai kerjaan berat"
Ku ingin diriku bilang jujur, kerjaan cinta tuk mendapatkanmu Naura, tapi tak berani. Kerjaanku selesai waktunya pulang.
"Ra, gua pulang duluan ya.."
"bentar vin!!"
"Apa ra?"
"Anterin gua pulang yahhh... heheh"
Buset diriku semlam mimpi apa, imajinasiku satu persatu menjadi nyata, ini awalnya untuk membiasakan diri denganya, walaupun gemetar, tapi hati ingin sekali, disinilah tuhan begitu adil dengan diriku.
"ehhhh.... bolehh.
Ujang adalah motorku, dia selalu membawaku kemana saja dengan paras kedulu-duluan, sekarang dia di duduki oleh seorang bidadari.
"haduhhh... Jang semalam lo mimpi apa?, Â sekarang lo di duduki bidadari" di dalam hatiku.
Ujangku melaju dengan tenang, melewati gelapnya malam, menyusuri heningnya jalan, dan bahagia yang kurasakan, tapi dalam pertengahan jalan, kudengar seseorang menangis.
"Ra, lo denger ga ada suara tangisan?" ketakutan
Naura tak menjawab.
"Ra...? Ra....?" ketakutan
Saat itu gua menoleh kebelakang, ternyata Naura suara tangisan itu.
"Heyy, kenapa?"
"Engga apa-apa udah jalan aja"
"engga, gua gak akan jalan, sebelum lo tersenyum kembali, karena gua gak mau membiarkanmu menangis seorang diri, dalam prinsipku seorang cewek itu harus bahagia tidak boleh menangis"
Diriku dengan Naura berhenti di sebuah taman, untuk menenangkan hatinya, ku biarkan dia menangis sekeras mungkin, ku biarkan dia bercerita sepuas yang dia mau, ku dengarkan semua kesakitanya.
"Vin, boleh ga gua curhat?"
"boleh?"
"Gua sakit Vin, sakit hati, karena tangisan ini adalah lambang dia gak ngerti-ngerti, gua ga sayang sama dia, tapi dia memaksa. Hal yang paling sulit tuk di pindahkan itu cinta, malah dia marah kepadaku karena tidak membalas hatinya, gua bingung tuk ngertiin dia, kadang ku berpikir, kenapa gua ga cinta sama dia?, dan jawabannya tidak tahu, mencintai itu susah ketika sudah menemukan orang yang dicintai. Dengan tangisan mengiringi malam.
"begitulah Ra, cinta itu bukan harapan dan keinginan, tapi hati yang membuktikan, dan untuk mengerti itu lama, terkadang cinta itu muncul di teman dekat kita, ketika mengejar orang, dan ga sadar cinta itu tidak muncul kepada orang yang ingin kita cintai, tapi mucul di dalam orang yang tidak ingin dicintai. Bagaikan teka-teki rumit. Emang siapa yang kamu cintai Ra?" menjelaskan dan dengan rasa penasaran bertanya.
"KAMU..."
Selesai