Belum Tentu Kita Memaafkan Saudara, Jika...
MARI kita simak baik-baik ayat ini, Alloh azza wa jalla berfirman,
"Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Mahakaya lagi Maha Penyantun."
(QS. Al-Baqarah: 263)
Dalam ayat tersebut disebutkan salah satu pointnya bahwa "pemberian maaf" lebih baik daripada sedekah.
Dan tentunya anjuran memberi maaf ini berlaku kepada orang yang berbuat jahat kepada kita, mendzolimi kita, dan lisanya menggores hati kita.
Namun, ada baiknya kita memahami arti dari sebuah "pemberian maaf".
Apa maksud "memberi maaf"?
Apakah hanya sekedar ucapan yang terlontar dari lisan kita, semisal,
"Saya maafkan kamu!"
"Tidak apa-apa, saya sudah maafkan kamu kok!"
"Semua orang perbah berbuat salah kok, saya sudah maafkan kamu!"
Bukan!
Namun, sesungguhnya makna memberi maaf ialah manakala diri kita terbebas dari 'dendam', 'marah', 'suudzon', dll dari penyakit hati kepada orang yang mendzolimi kita.
Ini hakikat sebuah pemberian maaf: membersihkan hati. Bahwa kita menetralkan diri kita dari beragai varian 'sakit hati'.
Karena itulah, Rosululloh shollallohu alayhi wasallam bersabda,
“Sebaik-baik manusia adalah manusia yang bersih hatinya dan selalu benar atau jujur lisannya.”
Kemudian mereka para sahabat berkata, mengenai jujur atau benar lisannya, kami sudah mengetahuinya, tetapi apakah yang dimaksud dengan orang yang bersih hatinya?”
Beliau menjawab, “Yaitu seseorang yang bertakwa dan bersih, yang tidak terdapat dosa pada dirinya, tidak dholim, tidak iri, dan juga tidak dengki.”
(HR. Ibnu Majah 4216 dan Ibnu ‘Asakir (17/29/2), Syaikh Albani berkata, Hadits ini memiliki sanad yang shahih dan rijal yang tsiqat (terpercaya))
Dari hal ini kita bisa paham, bahwa sebesar apapun celaan, hardikan, cemooh, komentar dari siapapun, selama kita tidak memiliki 'marah', 'dendam', maka -insya Alloh- aman-aman saja. Tidak ada yang perlu dipermasalahan. Tinggal kita bagaimana bisa mendoakan kebaikan bagi saudara kita yang menzholimi diri kita.
Masya Alloh!
Sungguh, inilah sifat terpuji dalam Islam. Yang akan memberikan faedah-faedah indah dalam kehidupan.
Semoga Alloh azza wa jalla memberi taufik kepada kita semua....[]
--Minasa Upa, 22 Romadhon 1435 H