Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan Pilihan

Catatan Harian Peperangan, Anda Tak Perlu Membacanya kalau Mau Kalah Terus!

26 Juli 2014   15:47 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:07 320 2
Bismillahirrohmaanirrohiim

Catatan Harian para Sahabat Rosululloh -shollallohu alayhi wasallam-

MARI sejenak kita duduk atau berbaring membaca artikel ini, kita akan mengenang kembali peristiwa peperangan di masa Rosululloh shollalohu alayhi wasallam. Bagaimana hiruk-piruk para sahabat saat melawan musuh, kekuatan pasukan kaum muslimin dan juga sebab-sebab kekalahan kaum muslimin.

Pertama, mari kita menengok peristiwa Perang Khandaq (Ahzab). Khandaq berarti Parit. Nama ini digunakan untuk menyebut sebuah perang yang terjadi pada tahun 5 H ke Madinah (Tahun 627 Masehi). Perang Khandaq adalah perang umat Islam melawan pasukan sekutu yang terdiri dari Bangsa Quraisy, Yahudi, dan Gatafan. Perang Khandaq disebut juga Perang Ahzab, yang artinya Perang Gabungan.

Pada saat itu jumlah umat Islam masih sedikit, hanya sekitar 3.000 personil, padahal jumlah pasukan musuh telah mencapai 10.000 personil.

Bayangkan, jumlah musuh 3 x lipat dari jumlah kaum muslimin.

Namun, singkat cerita, kaum muslimin tetap menang dalam peperangan ini. Mengapa?

Karena sarana yang digunakan Rasulullah shollallohu alayhi wasallam dan para sahabatnya dalam peperangan ini (perang Khandaq) sama dengan sarana yang pernah digunakan dalam perang Badr. Yaitu sarana mendekatkan diri kepada Allah azza wa jalla. Sarana inilah yang senantiasa digunakan Rasulullah shollallohu alayhi wasallan setiap kali menghadapi musuh di medan jihad. Sarana yang mutlak harus digunakan oleh kaum Muslimin jika mereka ingin memetik kemenangan.

Bagaimana kaum musyrikin yang berjumlah banyak itu bisa terkalahkan, setelah kaum muslimin menunjukkan keteguhan, kesabaran, dan kesungguhan dalam meminta pertolongan kepada Allah azza wa jalla.

Dapat kita baca dalam penjelasan Allah azza wa jalla di dalam firman-Nya,

“Hai orang-orang yang beriman, ingatlah akan nikmat Alloh, (yang telah dikaruniakan) kepadamu ketika datang kepadamu tentara-tentara, lalu Kami kirimkan kepada mereka angin taufan dan tentara yang tidak dapat kamu melihatnya. Dan Alloh Maha Melihat akan apa yang kamu kerjakan. Yaitu ketika mereka datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu, dan ketika tidak tetap lari perlihatanmu dan hatimu naik mendesak sampai ke tenggorokkan dan kamu menyangka terhadap Allah dengan bermacam macam purbasangka .. (sampai dengan firman Allah), “Dan Alah yang menghalau orang-orang yang kafir itu yang keadaan mereaka penuh kejengkelan, (lagi) mereka tidak memperoleh keuntungan apapun. Dan Allah menghindarkan orang-orang Mukmin dari peperangan . Dan adalah Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.“
(QS al-Ahzab : 9-25)

Demikianlah kaum muslimin menang pada momentum tersebut karena pertolongan dari Alloh azza wa jalla.

Beberapa tahun kemudian, tepatnya pada bulan Syawal tahun 8 H, terjadilah peristiwa Perang Hunain. Disebut Perang Hunain karena peristiwa ini meletus di Hunain, sebuah lembah yang terletak antara Makkah dan Thaif.

Saat itu kaum muslimin berjumlah 12.000 pasukan, sementara musuh berjumlah 4.000 pasukan.

Dalam artian, saat itu kaum muslimin 3 x lebih banyak dari musuh.

Ketika para sahabat melihat jumlah tentera yang besar itu, ada di antara mereka yang berkata, “Sama sekali kita tak akan kalah, kerana jumlah tentera kita jauh lebih besar daripada musuh.”

Apa akibatya?

Singkat cerita, kaum muslimin saat itu mengalami kekalahan pada sesi awal. Mengapa?

1. Karena diantara pasukan kaum muslimin, mengandalkan kekuatan jumlah, berbangga dengan jumlah pasukan. Bukan kekuatan keimanan.

2. Ada 2.000 personil pasukan kaum muslimin diatara 12.000 personil yang ternyata baru memeluk agama Islam (muallaf).

Alloh azza wa jalla berfirman,

“Sesungguhnya Allah telah menolong kamu (hai para mukmin) di medan peperangan yang banyak, dan (ingatlah) peperangan Hunain, yaitu di waktu kamu menjadi bongkak kerana banyaknya jumlahmu, maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun, dan bumi yang luas ini telah terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari ke belakang dengan bercerai-berai.”
(Al Qasas : 85)

Dan kalau kita melihat sejarah Perang Uhud tahun 3 H, 600 personil kaum muslimin melawan 3000 pasukan musuh. Saat itu, kaum muslimin kalah, padahal kemenangan sudah di depan mata. Mengapa?

Bukan karena faktor jumlah.

Tetapi, diantara pasukan pemanah kaum muslimin, saat itu 50 orang, karena melihat banyaknya ghonimah (harta rampasang perang) yang dibawa oleh musuh dan sudah tergeletak di bawah, maka kaum muslimin turun ke bawah lembah agar lekas mengambilnya. Dalam artian, semulanya ia harus di atas karena perintah dari Rosululloh shollallohu alayhi wasallam, namun karena melihat harta, maka mereka keluar dari ketaatan kepada Rosululloh sholallohu alayhi wasallam.

Bahkan mereka saling berkata, antara lain, "Kenapa kita masih tinggal disini, dengan tidak ada apa-apa. Mereka saudara-saudara kita sudah merebut markas musuh. Kita harus ikut kesana. ikut mengambil rampasan perang."

Akibat kelalaian ini, pasukan musyrikin memiliki kesempatan memukul balik pasukan muslimin.

Maka ada beberapa pelajaran bisa kita petik dari rangkaian peristiwa ini:

1. Pentingnya Ilmu

Betul apa yang disampaikan Abdulloh bin Ruawahah rodiyallohu anhu,

"Kita tidak memerangi manusia (yang menentang agama ini) dengan (mengandalkan) bilangan, kekuatan, dan jumlah kita. Kita hanya memerangi mereka karena (kekuatan) dien ini. Dien yang Allah memuliakan kita dengannya.
[Ibnu Hisyam di dalam as-Siratun Nabawiyyah vol. 2/375]

Maka ini pelajaran berharga bagi kita semua, bahwa kemenangan kaum muslimin bukan dari sektor jumlah, persenjataan, dst, namun semua kembali kepada kekuatan keimanan.

Ini juga pelajaran berharga bagi HAMAS di Gaza bahwa di sana ada yang mesti dibenahi, terkait manhaj mereka, penyimpangan-penyimpangan mereka, dst. Karena kaum muslimin yang baik aqidah dan manhajnya tidak akan mungkin terkalahkan, belajarlah dari peristiwa Perang Khandaq, Perang Hunain, dan Perang Uhud.

2. Seringkali yang membuat manusia berpecah adalah perhiasan dunia.

Maka hari ini, mari kita waspada terhadap dunia dan perhiasannya. Baik berupa fitnah harta, wanita, pemilu, dst. Karena semua ihwal ini adalah aset perpecahan.

3. Tidak mengindahkan perintah Rosululloh shollallaohu alayhi wasallam adalah sarana kekalahan.

Maka dari itu, mari kita membenahi diri kita, siapa tahu ada perintah Rosulullloh yang kita langgar, kita meremehkannya. Karena hal itu merupakan sebab kekalahan.

Semoga catatan-catatan peristiwa yang pernah dialami sahabat Rosululloh shollallohu alayhi wasallam ini menjadi ibroh buat kita semua. Dan semoga Alloh azza wa jalla memberi taufik kepada kita semua....[]

--Minasa Upa, 28 Romadhon 1435 H

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun